Laporan PMI Manufaktur yang diterbitkan kemarin dianggap oleh para trader sebagai “berita baik adalah berita buruk.” Pada bulan Agustus, indeks berjumlah 52,8, tidak berubah dari Juli. Akan tetapi, Sub indeks Harga Manufaktur ISM turun menjadi 52 dari 60, mencatat angka terendah sejak Juni 2020.

Dilihat dari pasar tenaga kerja dan data manufaktur, skenario pendaratan lunak masih terlihat mungkin. Hari ini, laporan Nonfarm Payrolls akan dirilis. Analis bertanya-tanya apakah hasilnya akan sedikit mempengaruhi sikap hawkish Fed. Kemungkinannya sangat kecil karena prioritas utama pengawas adalah menjinakkan inflasi.

Presiden Fed Bank of Atlanta, Rafael Bostic, melihat kenaikan suku bunga lebih lanjut dan mengatakan masih ada banyak pekerjaan ke depan untuk menurunkan inflasi. Dia juga menambahkan bahwa Fed harus memperlambat ekonomi untuk membatasi harga konsumen yang melonjak. Pembuat kebijakan sangat menyadari bahwa pengetatan agresif dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Namun, mereka siap untuk itu. Ini berarti bahwa publikasi Indeks PMI Manufaktur kemarin, yang komponennya telah mengisyaratkan perlambatan ekspansi ekonomi, hanya mendukung sikap hawkish.


Saham berjangka AS tetap tidak berubah di sesi Asia. Dolar AS terkonsolidasi di atas 109,5 mendekati level tertinggi 20 tahun. Ini telah meningkat selama minggu ketiga berturut-turut. Trader mempertahankan posisi beli mereka pada dolar AS menjelang rilis data NFP.

Dolar AS saat ini bergerak dalam kisaran sideways antara level resistance 109,61 dan level support 109,28. Menyusul pidato hawkish Jerome Powell di Jackson Hole Symposium Jumat lalu, dolar AS naik lebih dari 1% terhadap saingannya, diperdagangkan pada 109,43.

Prospek bullish juga tetap berlaku. Pendorong utamanya adalah kenaikan suku bunga yang tajam, krisis energi di Eropa, penurunan ekonomi di China, dan volatilitas yang tinggi di pasar, yang mendorong permintaan untuk aset safe-haven.


Akan tetapi, banyak analis yang yakin bahwa pasangan ini akan terus naik sampai inflasi AS mulai melambat. Perbedaan suku bunga dua bank sentral akan terus membebani yen dan menghambat pemulihan ekonomi Jepang.

Misalnya, Jepang saat ini berurusan dengan biaya impor baja yang lebih tinggi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi biaya output. Untuk perusahaan berukuran kecil, impor logam menjadi tidak menguntungkan karena nilai tukar. Meskipun ada kenaikan sementara, yen dapat turun lebih rendah dalam waktu dekat.

Hari ini, yen seharusnya melambung di tengah intervensi verbal dan konsolidasi dolar AS. Namun, itu tidak terjadi. Pasangan ini diperdagangkan di 140,37, melayang di dekat saluran turun di 139,84-140,43.

Janji Fed untuk tetap berpegang pada pengetatan agresif telah secara signifikan merusak sentimen risiko di pasar. Selain itu, Aussie sebagai mata uang komoditas kehilangan tenaga menyusul jatuhnya harga di industri pertambangan dan lockdown baru di China.

Pada hari Kamis, salah satu kota terbesar di China, Chengdu, mengumumkan lockdown lebih dari 20 juta penduduknya. Sejak lockdown Shanghai pada bulan April, ini telah menjadi lockdown kedua kota besar. Pada awalnya, pasangan AUD/USD menurun tetapi kemudian pulih ke 0,6801.

Ada beberapa hari tersisa sebelum pertemuan RBA. Mungkin, pasangan ini berhasil maju menjelang pertemuan itu, diperdagangkan di kisaran 0,6781-0,6810.

Setelah penurunan mingguan sekitar 1%, pasangan NZD/USD mengakhiri sesi Asia hari Jumat di zona hitam. Ini mencapai level terendah 27 bulan di 0,6056. Hari ini, ia diperdagangkan di 0,6884, bergerak dalam koridor bullish di 0,6051-0,6090.


00:00 Intro
00:22 Indeks Harga Dibayar Produksi ISM AS
01:30 USDX
03:25 USD/JPY
04:14 AUD/USD
04:59 NZD/USD
https://www.ifxteam.com/id/

#berita_forex #asia_sesi #instaforex_tv