Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, bersama asistennya yang juga CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, siap untuk berjuang demi kemakmuran ekonomi AS. Penuh semangat, mereka bertekad menghadapi tantangan ekonomi negara secara langsung. Mari kita lihat apa yang menanti Amerika di tahun depan!

Menurut CEO Morgan Stanley, Ted Pick, ada dua risiko utama yang saat ini mendominasi ekonomi global. Salah satunya terkait pelaksanaan anggaran di bawah pemerintahan baru Trump, dan yang lainnya berkaitan dengan masalah geopolitik.

Ia berpendapat bahwa ada risiko dalam pelaksanaan anggaran di bawah pemerintahan Gedung Putih yang baru. Amerika Serikat menghadapi defisit anggaran yang signifikan di atas beban utang nasional yang sangat besar, ungkapnya, seraya menambahkan bahwa tantangan besar bagi ekonomi AS pada tahun 2025 bisa berupa perlambatan pertumbuhan ekonomi di tengah kenaikan inflasi, yang berpotensi menyebabkan stagflasi. CEO Morgan Stanley menyatakan bahwa dalam skenario seperti itu, Federal Reserve perlu "bertindak dengan bijaksana dan hati-hati" sambil menilai tingkat inflasi yang sebenarnya.

Menurutnya, pemerintahan Gedung Putih yang baru sangat menyadari tantangan ekonomi ini dan akan mempertimbangkannya dalam perencanaan anggaran.

Perlu dicatat bahwa pada pertengahan November 2024, utang nasional AS untuk pertama kalinya dalam sejarah melampaui $36 triliun. Sebelumnya, pada bulan Juni, Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mendesak dan efektif guna mengatasi membengkaknya utang nasional. Estimasi awal menunjukkan bahwa pada tahun 2032 utang ini bisa mencapai 140% dari PDB. IMF percaya bahwa defisit anggaran yang besar dan beban utang yang tinggi merupakan ancaman serius bagi ekonomi global. Dalam konteks ini, IMF menyatakan situasinya kritis dan menyerukan "penyelesaian mendesak" atas masalah tersebut.