Dolar Australia sedang anjlok terhadap dolar AS, ini terjadi pasca adanya penguatan greenback dan pelemahan simultan dari Aussie. Tepat sepekan yang lalu, tepatnya pada 30 September, pasangan AUD/USD bergerak pada titik tertinggi dalam 19 bulan, dengan menyentuh 0.6945. Namun, hari ini pasangan tersebut mencapai titik terendah dalam tiga pekan, tidak bergerak di sekitar 0.67.
Kenaikan pada akhir bulan September diakibatkan oleh kelemahan dolar AS, yang berada di bawah tekanan dari ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter lanjutan yang dilakukan oleh The Fed. Pada waktu yang sama, dolar Australia menyambut baik keputusan dari People's Bank of China (PBOC). Sebagai pengingat, PBOC memutuskan untuk memangkas suku bunga dan menyuntikkan likuiditas tambahan ke dalam sistem keuangan serta meringankan beban pinjaman hipotek. Sebagai imbas dari keputusan tersebut, bijih besi yang sangat penting bagi ekonomi Australia mengalami lonjakan harga ke titik tertinggi dalam beberapa bulan.
Statistik makroekonomi Australia juga mendukung pembeli AUD/USD. Sebagai contohnya, indikator kepercayaan bisnis ANZ meroket ke 60.9, melampaui prediksi kenaikan ke level 43.0. Indikator ini mengalami pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut, mencapai level tertinggi dalam satu tahun pada bulan September.
Memanfaatkan berita tersebut, pasangan AUD/USD hampir mencapai level 0.70 tetapi kemudian berbalik tajam, jatuh hampir 200 pips.
Ternyata lonjakan pasangan AUD/USD semata-mata dipicu oleh kelemahan dolar AS. Ketika greenback mendapatkan kembali kekuatannya sebagai respons terhadap laporan data Nonfarm Payrolls yang kuat di bulan September, harga bergerak turun. Kenaikan pasangan ini pada dasarnya dibangun di atas dasar yang rapuh lebih kepada "meskipun" daripada "karena."
Contohnya, optimisme terkait langkah-langkah stimulus bank sentral Tiongkok dengan cepat memudar. Banyak analis yang meragukan bahwa langkah-langkah ini akan mampu untuk menyelesaikan masalah jangka panjang, seperti tekanan deflasi dan krisis real estat.
Selain itu, dolar Australia juga mengabaikan laporan pertumbuhan inflasi terbaru, meskipun laorannya mencerminkan tren penurunan. Indeks Harga Konsumen (CPI) turun menjadi 2.7% di level tahunan pada bulan Agustus, sedikit lebih rendah dari prediksi penurunan ke level 2.8%. Pertama, indikator inflasi ini berada pada kisaran target Reserve Bank of Australia (RBA) sebesar 2-3%. Kedua, indeks tersebut sudah menunjukkan tren penurunan yang konsisten dalam tiga bulan terakhir, yang akan berdampak pada data kuartalan yang menjadi fokus utama RBA.
Dalam konteks kerentanan Aussie, siapa pun juga perlu mempertimbangkan hasil pertemuan RBA pada bulan September. Untuk pertama kalinya sejak bulan Maret, regulator tidak membahas opsi menaikkan suku bunga. Pada tiga pertemuan sebelumnya, bank sentral mempertimbangkan dua opsi: mempertahankan status quo dan memperketat kebijakan. Saat ini, opsi terakhir sudah dihilangkan dari daftar pertimbangan. Pada waktu yang sama, Gubernur RBA, Michele Bullock, tidak menutup kemungkinan pemangkasan suku bunga. Meskipun Bullock berbicara dengan gaya hipotetis dan tanpa time frame tertentu, fakta bahwa skenario "dovish" sudah dibahas sangat penting.
Inilah yang menyebabkan mengapa risalah pertemuan RBA bulan September, yang akan dirilis besok pada 8 Oktober selama sesi Asia dapat memberikan tekanan lainnya kepada pasangan mata uang AUD/USD.
Penting untuk dicatat bahwa komunike akhir tidak mengandung berita-berita yang sensasional. Dalam pernyataan yang menyertainya, pembuat kebijakan RBA mengakui bahwa inflasi di Australia terus menurun namun masih tetap terlalu tinggi. Bank regulator juga menyampaikan beberapa pernyataan standar, mereka menyatakan bahwa bank sentral akan memantau risiko inflasi dengan teliti dan membuat keputusan suku bunga berdasarkan pertemuan demi pertemuan, tergantung pada data yang masuk.
Apabila risalah pertemuan bulan September mengandung pernyataan serupa, trader AUD/USD kemungkinan akan mengabaikan rilis tersebut. Namun, apabila dokumen tersebut mengisyaratkan kemungkinan waktu untuk pemangkasan suku bunga pertama, Aussie akan berada di bawah tekanan yang signifikan. Misalnya, seandainya RBA mengaitkan keputusan dovish dengan data inflasi kuartalan atau bahkan apabila mereka secara halus menunjukkan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Pernyataan semacam itu akan terasa realistis, karena pertemuan RBA bulan September memang berbeda dari yang sebelumnya akibat adanya pergeseran halus menuju nada yang lebih dovish. Apabila poin-poin kunci dari risalah juga terlihat dovish, tren penurunan AUD/USD kemungkinan akan berlanjut.
Dilihat dari sudut pandang teknis, pasangan mata uang AUD/USD berhasil menembus di bawah garis tengah indikator Bollinger Bands (0.6810) pada grafik harian tetapi terhenti di level support 0.6780 (garis Kijun-sen pada time frame yang sama). Masuk akal untuk mempertimbangkan penjualan hanya setelah beruang mengatasi hambatan ini. Terkait hal ini, target pertama dari pergerakan turun adalah 0.6760, garis bawah Bollinger Bands pada grafik empat jam. Target utama lebih rendah—di 0.6680, yang sesuai dengan batas atas cloud Kumo pada grafik D1.