Pasangan GBP/JPY terus naik selama lima hari berturut-turut, mendekati level tertinggi tiga minggu saat mencoba untuk pulih ke level 191,00. Pergerakan naik ini dipengaruhi oleh tekanan jual pada yen Jepang, yang dipicu oleh pernyataan yang kurang hawkish dari Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, selama konferensi pers. Selain itu, level suku bunga Jepang tidak berubah, yang bertentangan dengan ekspektasi. Ueda menyatakan bahwa meskipun harga di negara tersebut tetap tinggi, risiko inflasi malampaui target telah berkurang. Hal ini mengurangi daya tarik yen sebagai aset safe-haven di tengah sentimen pasar global yang bullish.

Sementara itu, pound Inggris diuntungkan dari keputusan Bank of England untuk mempertahankan level suku bunga dan kembali mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah sebesar £100 miliar selama 12 bulan ke depan. Keputusan ini memberikan momentum tambahan pada pasangan GBP/JPY, yang mendukung tren naiknya.

Dari perspektif teknikal, Indeks Kekuatan Relatif (RSI) pada grafik harian mendapatkan momentum positif, yang memperkuat prospek berlanjutnya pertumbuhan. Namun, Simple Moving Average (SMA) 50 hari telah turun di bawah SMA 200 hari, yang menandakan kehati-hatian bagi para bull. Akibatnya, kelanjutan pergerakan naik mungkin menghadapi resistance kuat di sekitar SMA 50 hari, yang saat ini berada di dekat level 191,75. Di luar itu adalah level psikologis 192,00, dan dilampauinya level ini dapat mendorong pasangan GBP/JPY lebih tinggi, meskipun mungkin menghadapi resistance di SMA 200 hari di sekitar level 192,35.

Di sisi lain, zona 190,40–190,35 menawarkan support terdekat sebelum level psikologis kunci 190,00 dan support horizontal di 189,45. Tekanan jual selanjutnya dapat menyeret pasangan GBP/JPY turun menuju level 189,00, dengan potensi mencapai swing low di 188,65. Kegagalan untuk mempertahankan level support ini dapat membuka jalan bagi kerugian yang lebih dalam, dengan potensi makin cepatnya harga spot menuju angka bulat 188,00 dan seterusnya.