Pada tahun 2024, baik Bitcoin maupun emas mengalami kenaikan yang menakjubkan, menjadikan kedua aset ini sebagai yang berkinerja terbaik tahun itu. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, emas telah melampaui Bitcoin, yang tertinggal. Ini menunjukkan bahwa di tengah meningkatnya kekacauan ekonomi, investor melihat logam kuning tersebut sebagai aset safe haven yang lebih disukai. Menurut laporan dari CryptoQuant, korelasi antara Bitcoin dan emas baru-baru ini berubah negatif.

Emas telah mencapai level tertinggi sepanjang masa yang baru di atas $2.500 per troy ons, sementara Bitcoin telah jatuh lebih dari 22% dari level puncaknya lebih dari $73.000 yang dicapai pada bulan Maret.

Pada saat yang sama, ketika emas mendapatkan perhatian dari investor, saham-saham AS menghadapi kesulitan, dengan indeks S&P 500 jatuh sebesar 3,6% sejak 30 Agustus.

Dalam hal metrik valuasi, Bitcoin tetap dalam tren bearish. Menurut analis CryptoQuant, Indikator Siklus Pasar Bull-Bear CryptoQuant telah berada dalam fase bearish sejak 27 Agustus, ketika Bitcoin diperdagangkan pada harga $62.000. Selama indikator tetap dalam fase bearish, pertumbuhan harga yang signifikan sulit untuk terjadi.

Karena melemahnya permintaan, Bitcoin telah terpisah dari emas. Ketika Bitcoin menurun, emas mencapai rekor tertinggi baru, menghasilkan korelasi negatif antara kedua aset tersebut.

Periode korelasi negatif antara Bitcoin dan emas—ketika emas naik dan Bitcoin turun—biasanya mengindikasikan lingkungan yang menghindari risiko di mana investor lebih memilih aset safe haven tradisional seperti emas. Sementara itu, Bitcoin mengikuti pasar saham dalam tren penurunannya.

Namun, dari sudut pandang teknikal, oscillator pada grafik harian Bitcoin berusaha untuk bergerak ke wilayah positif. Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa Bitcoin akan mulai pulih secara bertahap.