Momentum kenaikan pada pasangan EUR/USD, yang kita amati pada awal minggu, telah benar-benar memudar. Kemarin, pembeli EUR/USD mendekati level resistensi 1.0960 (garis atas indikator Bollinger Bands pada timeframe D1) tetapi berhenti di 1.0940. Setelah itu, penjual mengambil inisiatif, menarik kembali harga ke area 1.08.
Tingkat harga 1.09 sangat mematikan bagi para banteng pasangan ini. Sejak pertengahan musim semi (April), mereka telah mencoba untuk mengonsolidasikan di atas target 1.0900, tetapi setiap kali mereka mundur. Grafik bulanan menunjukkan bahwa pasangan ini tetap berada dalam rentang harga yang luas antara 1.0650–1.0900. Pasangan ini diperdagangkan dalam rentang ini selama empat bulan berturut-turut. Penjual secara impulsif membawa harga lebih rendah (terendah tahun – 1.0602), pembeli – lebih tinggi, tetapi ini hanya kenaikan harga jangka pendek. Setiap kali, pasangan ini kembali. Dan kini pembeli EUR/USD gagal mengonsolidasikan di area 1.09.
Faktor-faktor fundamental saat ini mendukung pertumbuhan harga lebih lanjut – setidaknya hingga batasan tingkat harga 1.10. CPI Amerika telah menurun selama dua bulan berturut-turut (baik secara keseluruhan maupun inti), mencerminkan perlambatan inflasi, dan Federal Reserve telah melunakkan sikapnya. Di tengah diskusi tentang kemungkinan pemotongan tahun ini – kemungkinan besar pada pertemuan Desember – kemungkinan besar untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan September telah meningkat hingga hampir 100%. Sementara itu, European Central Bank masih ragu-ragu tentang pemotongan suku bunga pada September, berdasarkan hasil pertemuan Juli. Christine Lagarde tidak mengatakan "ya" atau "tidak" kemarin, mengaitkan keputusan suku bunga akhir dengan dinamika indikator inflasi. Keraguan dari anggota ECB bisa dimengerti, karena indeks harga konsumen Zona Euro menunjukkan ketahanan, tidak seperti CPI Amerika.
Dengan kata lain, semua kondisi untuk pertumbuhan pasangan EUR/USD sudah ada. Namun bertentangan dengan ekspektasi, pasangan ini malah menurun.
Namun demikian, ada logika dalam semua ini. Menurut pendapat saya, dolar menguat (dan pasangan menurun semata-mata karena penguatan dolar AS) di tengah-tengah peristiwa politik terbaru di AS, yang telah meningkatkan peluang Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih.
Perlu dicatat bahwa dolar bereaksi positif terhadap hasil debat antara Trump dan Biden, yang berakibat buruk bagi presiden saat ini, Biden. Rating dari Republikan mulai naik, dan Partai Demokrat mulai membujuk pemimpinnya untuk mundur dari balapan pemilihan. Hari ini, New York Times melaporkan bahwa Biden cenderung ke arah keputusan tersebut. Menurut orang dalam, ia akan segera menyetujui Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya. Axios bahkan menyebutkan tanggal keputusan tersebut: menurut informasi mereka, kepala Gedung Putih akan mundur dari pemilihan akhir pekan ini.
Perlu dicatat bahwa sistem pemilihan AS sangat spesifik – pemilihan tidak langsung. Misalnya, pada tahun 2016, Hillary Clinton menerima hampir 3 juta lebih banyak suara dari pemilih daripada Trump. Tetapi ia kalah 227 berbanding 304 dalam pemilihan suara elektoral. Pemimpin Partai Republik menjadi presiden. Hasil pemilihan diputuskan di negara bagian ayunan, di mana dukungan untuk Republikan dan Demokrat biasanya seimbang. Namun kini, Donald Trump memimpin di negara bagian ayunan AS, menguatkan posisinya setelah selamat dari upaya pembunuhan.
Para bookmaker Amerika saat ini menilai peluang kemenangan sebagai berikut: Trump – 63%, Harris – 22%, Biden – 4%. Ini tidak memerlukan komentar lebih lanjut.
Pasar mata uang mengabaikan pemilihan AS ketika peluang para kandidat kira-kira seimbang. Namun setelah Trump, kandidat dari Partai Republik, unggul, situasinya berubah. Orang mulai mengingat masa jabatan pertama Trump dan memperhatikan lebih cermat kata-katanya. Misalnya, dalam wawancara dengan Bloomberg TV, dia baru-baru ini menyatakan bahwa dia "tidak merekomendasikan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September."
Secara keseluruhan, Trump meningkatkan ketidakpastian jauh sebelum pemilu. Penguatan langkah-langkah proteksionis inflasi dan peningkatan risiko geopolitik, bersama dengan prospek perang dagang baru dengan Cina, meningkatkan sentimen risk-off di pasar. Ini memungkinkan dolar untuk mendapatkan kembali beberapa posisi yang hilang. Ini terjadi meskipun Trump menyatakan dalam wawancara bahwa penguatan dolar berdampak negatif pada daya saing ekspor Amerika. Dalam konteks ini, dia menambahkan bahwa jika dia memenangkan pemilu, dia mungkin akan melemahkan dolar (meskipun dia tidak menjelaskan caranya). Seperti yang kita lihat, dolar bereaksi terhadap kemungkinan kemenangannya dengan cara yang berlawanan.
Sentimen risk-off yang semakin diperburuk hari ini adalah kegagalan global pada sistem operasi Windows. Saham Microsoft turun hampir 3%: dalam menit-menit pertama perdagangan pra-pasar di NASDAQ, saham jatuh ke level terendah $427.35. Kegagalan IT ini memengaruhi sistem di seluruh dunia: itu memengaruhi penerbangan, bank, layanan pos, dan bahkan Bursa Efek London. Menurut data awal, ini bukan serangan siber. Tampaknya, CrowdStrike merilis pembaruan yang cacat untuk program keamanan siber yang terintegrasi dalam sistem operasi Microsoft. Skala kegagalan ini membuat para investor khawatir (masalahnya memengaruhi AS, banyak negara UE, Turki, Australia, India, dan Jepang), meningkatkan sentimen risk-off di pasar.
Dari perspektif teknis, pasangan EUR/USD menguji level dukungan menengah 1.0870 (garis Tenkan-sen pada grafik harian). Jika trader berhasil melewati penghalang harga ini, target selanjutnya untuk pergerakan selatan akan menjadi 1.0820, yang sesuai dengan batas atas awan Kumo pada grafik harian (dan sekaligus batas bawah awan pada grafik empat jam).
