Saham AS Tutup Hari dengan Sedikit Penurunan
Saham AS menutup hari Rabu dengan sedikit penurunan karena para investor tetap hati-hati di tengah data pasar tenaga kerja terbaru dan komentar dari para pejabat Federal Reserve yang memicu spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga.
Penurunan Lapangan Kerja Tingkatkan Ekspektasi Perubahan Kebijakan Fed
Menurut Departemen Tenaga Kerja, kesempatan kerja di AS turun ke titik terendah dalam tiga setengah tahun pada bulan Juli. Hal ini menunjukkan terus turunnya ketegangan pasar tenaga kerja, yang dapat memberikan pengaruh tambahan untuk Fed melonggarkan kebijakan moneter. Keputusan tersebut diperkirakan akan dipertimbangkan pada rapat regulator berikutnya, yang dijadwalkan pada akhir bulan.
Pasar Ditutup Bervariasi
S&P 500 dan Nasdaq menutup hari dengan penurunan, sementara Dow menunjukkan sedikit kenaikan. Utilitas dan barang konsumsi menjadi sektor terbaik, sementara perusahaan energi dan teknologi berada di bawah tekanan. Secara total, enam dari sebelas sektor S&P 500 berakhir di zona merah.
Ekonomi Tunjukkan Ketahanan
"September selalu menjadi bulan yang sulit untuk pasar saham, tetapi ekonomi terus menunjukkan ketahanan," ujar Bill Strazzullo, kepala strategis pasar di Bell Curve Trading di Boston. "Sektor konsumen terlihat kuat, dan pasar tenaga kerja tetap sehat. Saya pada umumnya tetap optimistis terhadap prospek pasar," tambahnya.
Nvidia Dalam Serangan
Saham Nvidia (NVDA.O), yang nilai pasarnya sebelumnya telah turun sekitar $279 miliar, kembali turun 1,7% pada akhir hari. Ini terjadi karena perusahaan tersebut menyangkal dugaan bahwa mereka menerima surat panggilan dari Departemen Kehakiman AS, yang menyebabkan volatilitas sahamnya meningkat. Dengan demikian, terlepas dari ketidakstabilan saat ini, pasar terus bertahan, menunggu langkah Fed selanjutnya dan data ekonomi penting lainnya.
Raksasa Teknologi Dalam Tekanan
Saham perusahaan terbesar di sektor teknologi terus merosot. Apple (AAPL.O) mengakhiri sesi perdagangan dengan penurunan 0,9%, Microsoft (MSFT.O) turun 0,1%, dan saham Alphabet (GOOGL.O) kehilangan 0,5%. Amazon.com (AMZN.O) juga turun 1,7%. Namun, Tesla (TSLA.O) menonjol di antara saham perusahaan berkapitalisasi besar, dengan menunjukkan tren positif dan menguat 4,2%.
Suku Bunga Tinggi Ancam Pasar Tenaga Kerja
Raphael Bostic, kepala Federal Reserve Atlanta, memperingatkan bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama dapat merugikan ketenagakerjaan. Dia mengatakan menunggu inflasi sepenuhnya turun ke target 2% sebelum menurunkan suku bunga bisa membahayakan pasar tenaga kerja, menyebabkan beban yang tidak perlu di kalangan pekerja.
Wall Street Tunggu Keputusan Kunci
Di tengah ketidakstabilan pasar, sesi perdagangan sebelumnya sangat buruk untuk ketiga indeks kunci Wall Street, yang mencatat penurunan terbesar sejak awal Agustus. Para investor mulai menjual saham teknologi secara besar-besaran, membuat September, yang dikenal karena dampak negatifnya terhadap pasar saham, menjadi bulan yang sangat sulit untuk bursa saham.
Harapan Penurunan Suku Bunga Meningkat
Dengan melemahnya data ketenagakerjaan, para ahli memperkirakan Fed akan mengambil langkah-langkah penurunan suku bunga pada rapat berikutnya. "Kenaikan saham utilitas menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap data lemah pasar tenaga kerja, yang menguatkan ekspektasi penurunan suku bunga minimal 25 poin basis," ujar Eric Beirich, chief investment officer di Sound Income Strategies.
Indeks-indeks Tutup Hari dengan Hasil Bervariasi
Sesi perdagangan AS berakhir dengan hasil bervariasi untuk indeks-indeks utama. Dow Jones Industrial Average (.DJI) menunjukkan kenaikan kecil sebesar 38,04 poin, atau 0,09%, mencapai 40.974,97. Sementara itu, S&P 500 (.SPX) melemah 8,86 poin, atau 0,16%, untuk ditutup di 5.520,07, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 52 poin, atau 0,30%, untuk ditutup di 17.084,30.
Semikonduktor Kembali Naik
Setelah turun signifikan di sesi sebelumnya, Indeks Semikonduktor Philadelphia SE (.SOX) berhasil memulihkan sebagian penurunannya, menguat 0,25%. Kenaikan ini terbentuk setelah penurunan signifikan yang disebabkan oleh kekhawatiran COVID-19.
Penunjukan Baru Dukung Saham AMD
Advanced Micro Devices (AMD.O) mencatat kenaikan hampir 3%. Perusahaan ini menguat setelah penunjukkan mantan eksekutif Nvidia, Keith Strayer sebagai wakil presiden senior pasar kecerdasan buatan global. Langkah ini menunjukkan ambisi serius AMD dalam AI, yang berdampak positif pada kepercayaan para investor.
Kerugian Besar untuk Zscaler dan Dollar Tree
Saham Zscaler (ZS.O) merosot hampir 19% setelah perusahaan tersebut memberikan panduan pendapatan dan laba fiskal 2025 yang tidak sesuai dengan harapan para analis. Sementara itu, Dollar Tree (DLTR.O) turun 22% setelah penurunan prediksi penjualan dan laba tahun penuhnya, yang memicu reaksi negatif di pasar.
Turnover Bursa Saham Menurun
Total volume trading di bursa AS sekitar 10,5 miliar saham, di bawah rata-rata 20 hari sekitar 11 miliar saham, yang menunjukkan kehati-hatian para investor di tengah ketidakpastian pasar.
Futures Minyak Terus Turun
Futures minyak kembali turun lebih dari 1%, melanjutkan penurunan selama tiga hari. Futures ini telah turun lebih dari 4% pada hari Selasa akibat kekhawatiran atas penurunan permintaan bahan bakar pada beberapa bulan ke depan.
Yield Obligasi Treasury Menurun
Yield obligasi Treasury juga dibawah tekanan. Peristiwa penting terjadi sebelumnya pada hari ini: kurva yield antara obligasi dua tahun dan sepuluh tahun kembali positif. Ini terjadi seiring data baru yang menunjukkan bahwa jumlah lowongan kerja di AS telah turun ke level terendah dalam tiga setengah tahun, meningkatkan harapan terhadap aksi dari Fed untuk memangkas suku bunga.
Wall Street Alami Penurunan Terbesar Sejak Awal Agustus
Saham AS pada hari Selasa mencatat penurunan satu hari terbesar mereka sejak awal Agustus, dengan aksi take profit para investor seiring melemahnya risk appetite karena data manufaktur AS yang buruk. Situasi ini hanya meningkatkan kehati-hatian pasar menjelang rilis data penting. Pada hari Kamis, perhatian akan tertuju pada statistik sektor jasa dan klaim pengangguran baru.
Ekspektasi terhadap Laporan Lapangan Kerja Meningkat
Pada hari Jumat, para investor dengan tidak sabar menantikan rilis laporan payroll nonpertanian Agustus, yang akan menjadi indikator utama kondisi ekonomi AS saat ini. Laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengambilan langkah Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga. Spekulasi bahwa Fed dapat menurunkan suku bunga seperempat atau bahkan setengah poin terus meningkat.
Kewaspadaan dalam Pasar yang Lemah
"September biasanya lemah untuk ekuitas, dengan para investor yang menjadi lebih berhati-hati, lebih fokus pada pertumbuhan daripada inflasi," ujar Anthony Saglimbene, strategi pasar utama di Ameriprise Financial. Ini mencerminkan sentimen bahwa risiko inflasi telah mereda, tetapi prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih menjadi perhatian.
Data Ekonomi Bervariasi
Laporan pada hari Rabu bervariasi. Departemen Perdagangan melaporkan bahwa pesanan baru untuk barang AS naik lebih banyak daripada ekspektasi pada bulan Juli, yang didorong oleh pesanan pesawat militer. Namun, permintaan jauh lebih lemah di tempat lain, dan biaya pinjaman yang tinggi terus memberatkan ekonomi.
Pasar Tenaga Kerja Melemah, Trader Nantikan Aksi Fed
Data pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa lowongan kerja AS mencapai level terendahnya sejak Januari 2021 pada Juli. Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja kehilangan momentum dan memperkuat harapan bahwa Fed mungkin menurunkan suku bunga dengan lebih agresif. Banyak trader sudah memperhitungkan penurunan suku bunga setengah poin pada rapat mereka selanjutnya.
Fed Desak Kehati-hatian dalam Kebijakan Moneter
Pada hari Rabu, Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama bisa memberi tekanan serius pada pasar tenaga kerja. Dia menekankan bahwa mempertahankan kebijakan moneter ketat berisiko membebani lapangan kerja, yang membutuhkan pendekatan berhati-hati terhadap keputusan suku bunga di masa depan.
Pasar Saham Global Masih Merah
Indeks Pasar Saham Global MSCI (.MIWD00000PUS) turun 4.,40 poin, atau 0,54%, ditutup di 815,07. Pasar Eropa juga menutup hari dalam wilayah negatif, dengan penurunan Indeks STOXX 600 (.STOXX) sebesar 0,97%, yang mencerminkan melemahnya risk appetite secara umum di tengah ketidakpastian global.
Dolar Melemah Akibat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga
Di pasar mata uang, dolar AS melemah secara signifikan terhadap sebagian besar mata uang utama. Menyusul rilis data penurunan lowongan kerja di AS, para pelaku pasar mulai lebih mengandalkan Fed dalam menurunkan suku bunga, yang berujung pada pelemahan mata uang AS. Sementara itu, yen Jepang, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven, memperkuat posisinya. Indeks dolar, yang melacak dolar terhadap mata uang utama termasuk euro dan yen, turun 0,39% pada 101,30. Euro naik 0,34% pada $1,108, sedangkan dolar turun 1,17% terhadap yen pada 143,77 yen.
Yield Obligasi Treasury Turun
Di pasar obligasi pemerintah, yield obligasi Treasury AS 10 tahun turun 8,9 poin basis menjadi 3,755%, turun dari 3,844% pada hari sebelumnya. Sementara itu, yield obligasi 2 tahun, yang erat kaitannya dengan ekspektasi perubahan suku bunga, turun 12,8 poin basis menjadi 3,76%. Perubahan tersebut mencerminkan peningkatan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga dari Federal Reserve. Dengan demikian, kombinasi data pasar kerja yang lemah dan ekspektasi pelonggaran moneter terus menekan dolar dan Treasury, dengan tren menurun yang ditunjukkan pasar global.
Laporan Ketenagakerjaan Jadi Fokus
Peristiwa kunci minggu ini adalah rilis laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat, yang, menurut Ian Lingen, kepala strategi suku bunga AS di BMO Capital Markets, akan memberikan indikasi jelas mengenai kemungkinan tindakan dari Federal Reserve. "Ini akan menjadi laporan terpenting untuk prospek, bahkan melebihi risiko inflasi yang sebelumnya menjadi panduan utama untuk kebijakan jangka pendek," ujar Lingen.
Minyak Turun Akibat Kekhawatiran Permintaan
Harga minyak terus merosot di tengah pesimisme yang berkembang terhadap permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Produsen minyak belum memberikan sinyal jelas mengenai niat mereka untuk meningkatkan pasokan, menambah ketidakpastian. Data ekonomi yang lemah dari AS dan Tiongkok menambah dampak negatif, memperkuat ekspektasi perlambatan pertumbuhan global.
Minyak mentah AS turun 1,6% menjadi $69,20 per barel. Brent juga turun 1,4% menjadi $72,70 per barel.
Emas Menguat Karena Dolar Lemah
Di tengah penurunan dolar dan yield Treasury, harga emas berhasil memulihkan posisinya. Setelah publikasi data ketenagakerjaan yang lemah di AS, permintaan terhadap logam mulia ini meningkat. Emas spot naik 0,07% menjadi $2.494,43 per ons, menunjukkan stabilitas di tengah penurunan sentimen pasar.
Dengan demikian, pasar terus dipengaruhi oleh ekspektasi data ekonomi, dan perhatian investor semakin beralih ke laporan ketenagakerjaan mendatang, yang akan menjadi indikator penting dari tindakan Fed selanjutnya dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.