Pada hari Kamis, pasangan GBP/USD mengalami penurunan signifikan lebih dari 150 pip dari level pembukaan hari ini. Sekilas, penurunan mendadak poundsterling terlihat membingungkan karena tampak tidak terkait dengan pertemuan ECB. Namun, hal ini harus diamati. Euro dan poundsterling adalah mata uang yang erat terkait dan biasa bergerak berpasangan. Oleh karena itu, ketika salah satu mata uang mengalami pertumbuhan atau penurunan yang substansial, dapat mempengaruhi mata uang lainnya. Begitu juga kasus kemarin. Meskipun pertemuan BOE dijadwalkan berlangsung minggu depan, dengan probabilitas 100% untuk mengumumkan pelonggaran lebih lanjut dan kemungkinan kenaikan tambahan setelah bulan Juli, pasar siap menjual poundsterling, mengingat sinyal ECB jelang akhir siklus kenaikan suku bunganya.

Perlu dicatat bahwa BOE juga mendekati tingkat suku bunga tertinggi. Saat ini berada di angka 5%, dan mungkin akan naik menjadi 5,25% minggu depan. Terlepas dari tingkat inflasi, regulator Inggris hanya dapat sementara waktu meneruskan kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga telah melebihi ekspektasi, dan awalnya diantisipasi dengan pendekatan yang kurang agresif. Mengingat kenaikan poundsterling hampir 3000 poin dalam 10 bulan terakhir, dipadukan dengan kenaikan suku bunga berkelanjutan oleh Federal Reserve selama periode yang sama, poundsterling telah dinilai overvalued, dan pasar telah memiliki waktu yang cukup untuk memperhitungkan semua potensi pengetatan BOE. Akibatnya, poundsterling diperkirakan akan mengalami penurunan secara tidak terelakkan.

Tentu saja, pasar mungkin mengalami tren naik yang kontra-intuitif dan tidak logis. Penting untuk diingat bahwa transaksi di pasar valuta asing tidak hanya didorong oleh motif pencarian keuntungan, yaitu berdasarkan pada fundamental dan ekonomi makro. Para pemain besar di pasar mungkin membutuhkan mata uang tertentu untuk tujuan operasional atau cadangan, yang menyebabkan pergerakan sesekali yang tidak berkorelasi langsung dengan sifat laporan atau peristiwa. Namun, usaha untuk memprediksi tindakan pasar semacam ini adalah sia-sia; oleh karena itu, kesimpulan diambil berdasarkan faktor teknikal, ekonomi makro, dan fundamental.

Ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan dalam kuartal kedua.

Selain pertemuan ECB, dua laporan telah dirilis di AS kemarin. Sejujurnya, laporan Produk Domestik Bruto (GDP) jarang memicu reaksi pasar, tetapi kemarin terbukti menjadi pengecualian, menyebabkan volatilitas tinggi untuk kedua pasangan mata uang. GDP tumbuh 2,4% dalam kuartal kedua, melampaui perkiraan 1,8%. Ini adalah ketiga kalinya nilai aktual secara signifikan melebihi prediksi untuk indikator ini. Meskipun ada ekspektasi resesi, itu belum terjadi. Sementara pasar mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhannya terus naik seperti sebelumnya. Hal ini bisa menjadi alasan di balik kesulitan dolar dalam setahun terakhir.

Pasar kekurangan kepercayaan terhadap ekonomi Amerika Serikat, sangat khawatir tentang utang nasional AS, dan mengkritik tindakan Federal Reserve mengenai pengeluaran dolar. Namun, situasi ekonomi AS tampak positif. Tingkat pengangguran rendah dan relatif stabil, pasar kerja aktif, inflasi telah turun hingga 3%, dan Federal Reserve tidak menghadapi masalah dalam menaikkan suku bunga. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, latar belakang ekonomi makro saat ini di Inggris dan AS tidak sejalan dengan posisi poundsterling dan dolar satu sama lain.

Laporan kedua berfokus pada pesanan barang tahan lama, dan itu membawa kejutan bagi pasar. Jumlah pesanan meningkat 4,7%, melebihi perkiraan +1,0% m/m sebanyak 4,7 kali. Deviasi yang signifikan dari perkiraan itu dapat dan harus dianggap sebagai "resonan," jelas menguntungkan dolar. Akibatnya, euro memiliki alasan untuk penurunan tajam, menarik turun poundsterling yang telah overbought. Pasar menyelaraskan perilaku trading dengan latar belakang fundamental dan ekonomi makro untuk pertama kalinya.

Rata-rata volatilitas pasangan GBP/USD dalam lima hari trading terakhir adalah 114 pip, yang dianggap "tinggi" untuk pasangan pound/dolar. Oleh karena itu, pada hari Jumat, 28 Juli, kami memperkirakan pergerakan antara 1,2673 dan 1,2901. Reversal indikator Heiken Ashi ke atas akan menunjukkan gelombang koreksi naik yang baru.

Level-level support terdekat:

S1 - 1,2756

S2 - 1,2695

S3 - 1,2634

Level-level resistance terdekat:

R1 - 1,2817

R2 - 1,2878

R3 - 1,2939

Rekomendasi Trading:

Pasangan GBP/USD telah kembali di bawah MA dalam kerangka waktu 4 jam. Disarankan untuk mempertahankan posisi short dengan target di 1,2695 dan 1,2673, dan posisi-posisi ini harus tetap terbuka hingga indikator Heiken Ashi menunjukkan reversal ke atas. Jika harga berada di atas garis MA, posisi long dengan target 1,2939 dan 1,3000 layak dipertimbangkan.

Penjelasan tentang ilustrasi:

• Channel regresi linear: Membantu dalam menentukan tren saat ini. Jika kedua channel sejajar dalam arah yang sama, maka menunjukkan tren yang kuat.
• Garis MA (settings 20,0, smoothed): Menentukan tren jangka pendek dan memandu arah trading.
• Level Murray: Level target untuk pergerakan dan koreksi.
• Level volatilitas (garis merah) mewakili kisaran harga yang kemungkinan besar akan diperdagangkan oleh pasangan mata uang dalam 24 jam berikutnya berdasarkan indikator volatilitas saat ini.
• Indikator CCI: Entri ke area oversold (di bawah -250) atau area overbought (di atas +250) menandakan akan terjadi reversal tren pada arah yang berlawanan.