Pada hari Kamis, pasangan mata uang GBP/USD jauh dari pergerakan yang paling bergejolak. Volatilitas mencapai 107 poin, nilai yang dianggap "moderat" untuk pound. Nilai rata-rata selama lima hari terakhir sebesar 81 poin. Nilai rata-rata selama 30 hari terakhir sebesar 91 poin. Kemarin, pasangan ini menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi daripada rata-rata mingguan dan bulanan. Dan ini terlepas dari fakta bahwa ada kelebihan publikasi makroekonomi yang penting. Dolar, tentu saja, naik setelah publikasi laporan Amerika, tetapi saat ini dolar naik, dan pada akhirnya kembali jatuh. Pasangan ini tetap di atas garis moving average, berada di dekat puncak lokal dan tahunannya. GBP/USD belum mengalami koreksi ke bawah yang signifikan dan overbought.
Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan yang sama seperti sebelumnya. Tren naik inersia terus berlanjut. Pasar membeli pound hanya karena harganya semakin mahal. Latar belakang fundamental dan makroekonomi bersifat sekunder. Data kuat yang mendukung dolar hanya dapat memicu sedikit penguatannya. Pound dapat menguat bahkan tanpa dukungan berita.
Bagi beberapa orang, pound mungkin terlihat sering mengalami koreksi yang signifikan. Namun, kami merekomendasikan untuk memeriksa time frame (TF) 24 jam untuk memahami bagaimana pound telah menyesuaikan sejak memulai kenaikannya September lalu. Selama periode ini, mata uang Inggris naik 2500 poin, dengan koreksi maksimum menjadi 600. Pasar hanya berfokus pada pembelian, dengan koreksi yang jarang dan kecil yang hanya berfungsi sebagai aksi profit taking sebagian atas posisi long.
John Williams mendukung "jeda" pada pertemuan Fed sebelumnya. Pada hari Rabu, risalah pertemuan Fed sebelumnya diketahui. Ternyata, beberapa anggota komite moneter mendukung kenaikan suku bunga baru, tetapi minoritas. Secara keseluruhan, para bankir mendukung dua kenaikan suku bunga lagi pada tahun 2023. Kemarin ada pidato kepala Fed New York, John Williams, yang memiliki hak pilih tahun ini. Beliau menyatakan bahwa dirinya menentang kenaikan suku bunga pada bulan Juni, tetapi berencana untuk memilih pengetatan kebijakan moneter di masa depan. Namun, semuanya akan bergantung pada data yang masuk.
Saat ini, Williams tidak puas dengan angka inflasi dan mengakui bahwa dua kenaikan suku bunga lagi mungkin diperlukan. Beliau menyatakan bahwa lintasan inflasi menurun, dan kebijakan moneter yang "membatasi" mendukung ekspektasi harga konsumen. "Permintaan dan penawaran masih belum sepenuhnya seimbang. Kami memiliki banyak pekerjaan di depan," yakin wakil Jerome Powell tersebut.
Williams juga menyatakan pasar tenaga kerja yang kuat dan permintaan yang tinggi terhadap tenaga kerja, yang memungkinkan Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuan. Namun, pidatonya, seperti yang disampaikan beberapa rekannya beberapa waktu lalu, tidak menimbulkan kegaduhan yang berarti. Sebagian besar komentar terutama menekankan inflasi yang terus-menerus tinggi dan menyarankan bahwa masih ada waktu untuk mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneter. Pasar telah lama acuh tak acuh terhadap kenaikan suku bunga Fed. Sebaliknya, rencana Bank of England yang sebagian besar tidak diketahui telah menjadi titik perhatian utama.
Para perwakilan BoE jarang berkomunikasi dengan pers dan media, jadi tidak mungkin memprediksi ke arah mana regulator Inggris saat ini memandang. Beberapa bulan yang lalu, pengetatan tampaknya hampir berakhir, tetapi pada bulan Juni, angka tersebut naik tajam sebesar 0,5%, yang menunjukkan kesiapan "pihak ini" untuk terus melakukan kenaikan. Secara formal, perekonomian Inggris tidak tergelincir ke dalam resesi. Secara teoritis, Bank of England dapat menaikkan suku bunga hingga laporan PDB melebihi nol. Namun, dampak pengetatan kebijakan bersifat jangka panjang. Efeknya dapat diamati selama satu setengah tahun. Oleh karena itu, setiap kenaikan suku bunga berikutnya merupakan risiko resesi tahun depan. Dan kemudian ekonomi perlu kembali distimulasi. Bgaaimanapun, inflasi tidak terburu-buru untuk turun menjadi 2%. BoE mungkin membutuhkan banyak waktu.
Rata-rata volatilitas pasangan GBP/USD selama lima hari perdagangan terakhir sebesar 81 poin. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini adalah nilai "rata-rata". Oleh karena itu, pada hari Jumat, 7 Juli, kami memperkirakan terbentuk pergerakan dalam kisaran yang dibatasi oleh level 1.2657 dan 1.2819. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah akan menandakan upaya baru untuk mengoreksinya.
Level support terdekat:
S1 – 1.2726
S2 – 1.2695
S3 – 1.2665
Level resistance terdekat:
R1 – 1.2756
R2 – 1.2787
R3 – 1.2817
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD pada time frame 4 jam tetap di atas moving average. Posisi long dengan target di 1.2787 dan 1.2817 tetap relevan, yang harus dipertahankan hingga indikator Heiken Ashi berbalik ke bawah. Posisi short dapat dipertimbangkan jika harga terkonsolidasi di bawah moving average dengan target di 1.2665 dan 1.2634.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linier - membantu menentukan tren saat ini. Trennya kuat jika arah kedua channel sama.
Garis moving average (pengaturan 20,0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan ke arah mana trading harus dilakukan.
Level Murray - level target untuk pergerakan dan koreksi.
Tingkat volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan bergerak pada hari berikutnya berdasarkan indikator volatilitas saat ini.
Indikator CCI - masuknya ke area oversold (di bawah -250) atau area overbought (di atas +250) menunjukkan pembalikan tren mendatang ke arah yang berlawanan.