Tak peduli sudah sejauh mana ECB bersedia menaikkan suku bunga. Hal yang penting adalah pihak The Fed tidak bersedia menurunkan suku bunga. Danske Bank memprediksi apabila Bank Sentral Eropa akan menaikkan biaya pinjaman tiga kali lagi pada Juni, Juli, dan September ke angka 4%. Namun, ini tidak akan mencegah EUR/USD jatuh ke 1.06. Perusahaan ini memperkirakan nilai wajar euro di $0.9, ini menunjukkan potensi besar bagi pasangan mata uang utama untuk jatuh dalam 1-3 tahun. Pandangan ini bertentangan melawan perkiraan konsensus para ahli Bloomberg sebesar 1.12 pada akhir tahun. Namun sementara Danske Bank bermandikan sinar kejayaan.

Institusi kredit ini bertaruh pada perbedaan yield obligasi nominal dan riil antara AS dan Jerman. Bahkan jika Fed berhenti dan menjaga suku bunga dana federal di puncak 5.25% untuk waktu yang lama, perbedaan dalam hasil hutang akan terus bertumpuk mendukung Amerika Serikat. Hal ini akan berkontribusi pada aliran modal berlebihan dari Eropa ke Amerika Utara dan penurunan lebih lanjut dalam EUR/USD. Menurut Danske Bank, dinamika syarat perdagangan dan biaya tenaga kerja relatif saat ini juga berbicara untuk kelanjutan puncak pasangan mata uang utama.

Meskipun demikian, harapan atas pivot "dovish" oleh Fed jelas berlebihan. Penurunan mereka saat ini mendasari koreksi euro terhadap dolar AS. Sementara sebelum laporan pekerjaan AS April peluang ekspansi moneter pada September diperkirakan 90%, angka ini sekarang turun menjadi 39%. Namun, pada November peluang reversi dovish adalah 3 hingga 4. Penurunannya akan memungkinkan EUR/USD untuk melanjutkan koreksinya.

Harapan Pasar pada Suku Bunga Dana Fed

Oleh sebab itu, siklus pengetatan moneter yang tertinggal oleh ECB dibandingkan dengan Fed kemungkinan tidak akan membantu euro. Akankah ekonomi mampu memanfaatkan mata uang regional? Kenaikan EUR/USD pada November-April disebabkan, di antara lainnya, oleh perubahan pandangan tentang kesehatan negara-negara terkemuka di dunia. Ekonomi AS yang kuat pada 2022 seharusnya telah melemah oleh pengetatan moneter Fed yang paling agresif dalam beberapa dekade. Tapi itu tidak terjadi.

Sebaliknya, keyakinan akan pemulihan cepat China setelah pandemi dan kemampuan Zona Euro untuk menghindari resesi di tengah krisis energi dengan setia melayani banteng pada EUR/USD hingga awal Mei. Kemudian semuanya berubah. Serangkaian laporan mengecewakan tentang blok mata uang membuat investor meragukan stabilitasnya. Kekaisaran Surgawi tidak tumbuh secepat para penggemar euro menginginkannya.

Sayangnya, baik divergensi dalam kebijakan moneter ECB dan Fed maupun divergensi dalam pertumbuhan ekonomi zona euro dan AS tidak mampu mendukung EUR/USD seperti biasanya. Dalam kondisi seperti ini, koreksi tampak logis. Pertanyaannya adalah, seberapa dalam pasangan ini dapat jatuh?

Secara teknis, pada grafik harian, EUR/USD berhasil menemukan dukungan di dekat level pivot 1.0755-1.0765. Apabils pasangan ini ini tidak bertahan, penarikan kembali akan berlanjut menuju 1.071 dan 1.066. Shorts yang terbentuk sebelumnya dipertahankan dan masih terus dibangun.