Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter besok. Ekonom mengantisipasi kenaikan 25 basis poin pada suku bunga utama menjadi 5,00%. Setelah ini, pejabat RBNZ kemungkinan akan mengambil jeda dalam siklus pengetatan kebijakan saat ini untuk mengevaluasi hasil dari 11 kenaikan suku bunga berturut-turut yang diluncurkan pada Oktober 2021 ketika suku bunga berada di level 0,25%.

Meskipun tingkat inflasi di negara ini tinggi, regulator mungkin harus menghindari kenaikan suku bunga lebih lanjut, terutama mengingat resesi yang akan datang dan peningkatan tajam dalam migrasi internal.

Laporan terbaru dari New Zealand Institute of Economic Research (NZIER) juga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin "mengingat bahwa tekanan inflasi dalam perekonomian tetap tinggi dan ekspektasi inflasi tetap berada di atas kisaran target inflasi Reserve Bank sebesar 1%- 3%". NZIER juga merekomendasikan agar pejabat RBNZ "menghentikan kenaikan suku bunga resmi (OCR) setelah April tetapi tetap tinggi untuk beberapa waktu untuk menurunkan inflasi" dengan mempertimbangkan peningkatan risiko resesi yang akan datang.

Oleh karena itu, masuk akal untuk berasumsi bahwa jika RBNZ menindaklanjuti keputusannya besok, dolar Selandia Baru mungkin berada di bawah tekanan. Namun, dinamikanya cenderung serupa dengan dolar Australia hari ini yang turun moderat setelah Reserve Bank of Australia mengumumkan keputusannya untuk menghentikan kenaikan suku bunga.

Sementara itu, dolar AS terus berada di bawah tekanan, terbukti dengan dinamika campuran indeksnya, DXY, yang mampu menguji ulang level terendah 9 minggu di 101,46 pada awal sesi trading Eropa hari ini.

Laporan ISM yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di sektor manufaktur AS terus berkontraksi dengan kecepatan yang dipercepat pada bulan Maret. Indeks aktivitas bisnis PMI di sektor manufaktur turun menjadi 46,3 dibandingkan dengan 47,7 pada bulan Februari dan perkiraan 47,5. Indikator serupa dari S&P Global merosot ke 49,2 dari 49,3 di bulan Maret, masih tersisa di bawah level 50,0, yang memisahkan pertumbuhan aktivitas bisnis dari perlambatan. Indeks pesanan pabrik baru di sektor manufaktur yang disajikan dalam laporan ISM kemarin juga turun di bulan Maret menjadi 44,3 dibandingkan 47,0 di bulan Februari dan perkiraan 44,6.

Besok, sejumlah data makroekonomi penting akan dipublikasikan di AS.

Adapun pasangan NZD/USD, pada saat publikasi trading di dekat level 0,6295, menunjukkan dinamika campuran menjelang pertemuan RBNZ besok. Secara keseluruhan, pasangan ini bergerak dalam tren naik jangka pendek dan menengah sambil tetap berada dalam tren turun global. Untuk melanjutkan momentum kenaikannya, pasangan ini perlu mengatasi level resistensi kuat di 0,6305.

Mengenai peristiwa penting untuk pasangan NZD/USD, publikasi data pesanan manufaktur di AS untuk Februari pada pukul 14:00 GMT dan indeks harga produk susu setelah pukul 14:00 GMT patut diperhatikan. Indeks harga susu mencerminkan harga rata-rata tertimbang dari 9 produk susu yang dijual di lelang yang diselenggarakan oleh Global Dairy Trade (GDT) sebagai persentase. Perekonomian Selandia Baru sebagian besar masih dicirikan oleh ekspor komoditasnya, dengan sebagian besar produk susu dan hewan.

Oleh karena itu, penurunan harga produk susu global lainnya dari nilai sebelumnya ( -2.6%, -0.7%, -1.5%, -0.1%, -2.8%, -3.8%) dapat berdampak negatif pada kuotasi NZD.