Pasangan EUR/USD tiba-tiba jatuh, setelah menguji angka ke-6. Meskipun para trader gagal mempertahankan kestabilan di area harga ini, para pelaku pasar menunjukkan bertambahnya minat terhadap mata uang AS. Greenback tidak hanya didukung oleh laporan Nonfarm Payrolls yang kuat pada hari Jumat, tetapi juga oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menyuarakan beberapa sinyal yang agak hawkish pada hari Selasa. Sang Kepala Fed berpidato di Economic Club di Washington, D.C., di mana ia mengomentari data ekonomi terbaru dan membahas inflasi.
Pesan Powell yang bertentangan
Pasangan ini awalnya melonjak hampir 100 poin di tengah melemahnya dolar AS secara umum. Pasangan ini bereaksi seperti ini karena Powell menyebutkan bahwa proses disinflasi di Amerika telah dimulai. Namun ia mengklarifikasi bahwa proses tersebut, khususnya, diamati pada barang, tetapi belum dimulai di sektor jasa.
Pasar menafsirkan kata-kata ini terhadap greenback, karena retorika Powell bersifat "final" dalam konteks kemungkinan kenaikan suku bunga hawkish. Asumsi tersebut menguat setelah sang kepala Fed bereaksi agak tenang terhadap nonfarm payrolls bulan Januari, yang memperjelas bahwa laporan lapangan kerja hari Jumat tidak akan mengubah pendekatan bank sentral terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.
Dengan latar belakang kesimpulan tersebut, EUR/USD melonjak dari 1.0690 ke target 1.0770 dalam satu jam. Namun, retorika tindak lanjut Powell memungkinkan bear untuk kembali menguji angka ke-6.
Jalan masih panjang
Setelah mengakui fakta bahwa AS memulai proses disinflasi, Powell menyatakan bahwa perlambatan tingkat pertumbuhan harga konsumen mungkin perlu waktu yang lama. Sebagai bagian dari pidatonya, ia menyoroti bahwa penurunan inflasi hingga 2% akan membutuhkan "periode waktu yang panjang". Dalam konteks ini, ia menggunakan frasa yang berbeda dalam bentuk (tetapi identik dalam arti) - bahwa Fed akan membutuhkan "jangka waktu yang cukup lama" dan bahwa secara umum "masih dalam proses awal".
Namun, pada akhirnya, Powell sangat spesifik terkait waktu, yang tidak biasanya baginya, dengan menyatakan bahwa inflasi di AS tidak akan melambat hingga tahun 2024. Powell mengatakan kata demi kata berikut: "Prediksi saya bukan tahun ini, tetapi tahun depan inflasi akan turun mendekati 2%."
Powell memperluas poin ini dengan membuat dua poin penting lainnya. Pertama, ia mengatakan suku bunga akan terus naik. Karena suku bunga belum mencapai level yang dapat diterima untuk memerangi inflasi (tanpa menentukan tingkat suku bunga yang "dapat diterima"). Kedua, Powell meyakinkan pasar bahwa Fed harus menahan suku bunga pada level yang membatasi selama "beberapa waktu". Sekali lagi, Powell juga tidak merinci berapa lama The Fed berniat mempertahankan suku bunga di level puncak.
Namun, terlepas dari kata-katanya (kecuali referensi ke tahun 2024), Powell menjelaskan bahwa bank sentral AS tidak akan membatasi strategi hawkish-nya di masa mendatang. Dalam praktiknya, itu berarti The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 poin tidak hanya pada bulan Maret, tetapi mungkin juga di dua rapat berikutnya. Para investor sekarang menempatkan probabilitas sebesar 71% atas kenaikan suku bunga 25 poin pada rapat Fed bulan Mei, menurut alat FedWatch CME. Peluang tahap selanjutnya dari kenaikan suku bunga pada rapat bulan Juni diperkirakan sebesar 35% (yang tidak signifikan mengingat perlambatan inflasi AS).
Kesimpulan
Meskipun bear gagal menetap di area angka ke-6, sentimen bearish masih mendominasi pasangan ini. Faktanya, Powell mengesampingkan akhir dari siklus pengetatan saat ini (dengan demikian, menyangkal rumor tersebut) dan mengumumkan langkah lebih lanjut ke arah kisaran 5,25-5,50%.
Pada saat yang sama, Bank Sentral Eropa tidak bersekutu dengan euro pada akhir rapat bulan Februari. Presiden ECB, Christine Lagarde, saat mengumumkan realisasi skenario 50 poin pada bulan Maret, secara bersamaan meragukan kelanjutan kenaikan suku bunga. Menurutnya, setelah keputusan Maret "kami kemudian akan mengevaluasi jalur kebijakan moneter kami selanjutnya,". Inflasi utama kawasan Euro melambat selama tiga bulan berturut-turut, dan dengan laju yang cukup cepat (mencapai 8,5% pada bulan Januari dibandingkan prakiraan 9,0%). Jika CPI inti pada bulan Februari-Maret mengulangi lintasan inflasi utama, kenaikan suku bunga "pasca-Maret" akan sangat dipertanyakan.
Dari sudut pandang teknikal, pasangan ini berada di antara garis tengah dan bawah indikator Bollinger Bands, serta di bawah garis Tenkan-sen. Berdasarkan hasil hari Selasa, bear tidak dapat menembus level support 1.0700 (garis bawah Bollinger Bands di D1). Jika bear mengatasi penghalang ini, target selanjutnya terletak di 1.0600, yang sesuai dengan batas atas Kumo cloud di chart yang sama.
