Inflasi global tetap tinggi, serta terus meningkat di kawasan-kawasan terpilih dan penting secara ekonomi. Biro Statistik Australia merilis laporan inflasinya hari ini, yang menyatakan bahwa inflasi negara tersebut kembali meningkat. Indeks harga konsumen (CPI) naik pada Q4 2022 menjadi 1,9% dibandingkan perkiraan +1,7% dan nilai kuartalan sebelumnya +1,8%. Secara tahunan, indeks juga naik menjadi 7,8% dari 7,3% pada kuartal sebelumnya, lebih kuat dari perkiraan pertumbuhan +7,5%.

Data ini meningkatkan tekanan pada Reserve Bank of Australia untuk lebih memperketat kebijakannya. Pada saat yang sama, data makro negara yang lemah mencerminkan perlambatan ekonomi. PMI jasa Australia kembali turun pada bulan Desember menjadi 47,3 dibandingkan 47,6 bulan lalu dan perkiraan 46,9 poin. Angka ini menurun selama enam bulan berturut-turut. Data awal jumlah izin bangunan di Australia untuk bulan November juga lemah, yaitu turun sebesar -9,0% setelah turun sebesar -5,6% pada bulan sebelumnya. Tampaknya pasar perumahan, dan karenanya sektor konstruksi ekonomi, mulai merasakan tekanan dari kenaikan suku bunga RBA, yang sudah berdampak negatif terhadap seluruh perekonomian Australia.

Dengan demikian, para pemimpin RBA berada dalam posisi yang sulit: inflasi terus meningkat, meskipun suku bunga di negara tersebut sebelumnya meningkat; situasi ekonomi juga memburuk, merasakan tekanan dari kebijakan moneter ketat bank sentral Australia.

Bank sentral utama dunia lainnya berada dalam situasi yang sama: ekonomi melambat dan inflasi terus meningkat. Secara khusus, ini berlaku untuk Bank of Canada, yang hari ini akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga.

Naiknya harga komoditas, terutama minyak, yang merupakan pemasok terbesar Kanada, menciptakan latar belakang yang menguntungkan bagi dolar Kanada. Pada saat yang sama, indeks inflasi konsumen tahunan turun menjadi 6,3% pada bulan Desember setelah penurunan berturut-turut pada bulan-bulan sebelumnya dari puncak multi-tahunnya sebesar 8,1% yang dicapai pada bulan Juni.

Namun, mengingat fakta bahwa target inflasi Bank Kanada berada di kisaran 1%–3%, nilai indikator di atas kisaran ini merupakan pertanda kenaikan suku bunga. Sangat diharapkan bahwa Bank of Canada akan menaikkannya lagi, tetapi tidak sebesar 0,50%, seperti pada dua pertemuan sebelumnya, tetapi sebesar 0,25%. Ini akan menjadi yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir dan level 4,50%. Namun, keputusan seperti itu sepertinya tidak akan menyebabkan penguatan dolar Kanada yang kuat. Meskipun, banyak juga yang akan bergantung pada pernyataan bank yang menyertainya. Nada keras dari pernyataan ini akan menyebabkan dolar Kanada menguat. Kecenderungan para pemimpin bank untuk mengejar kebijakan lunak atau mengisyaratkan bahwa siklus pengetatan kebijakan moneter akan segera dihentikan untuk menilai konsekuensi dari tindakan yang telah diambil dapat memicu melemahnya dolar Kanada.

Keputusan Bank of Canada tentang suku bunga akan dipublikasikan pada pukul 15:00 GMT, dan pada pukul 16:00 konferensi pers akan dimulai, di mana kepala bank, Tiff Macklem, akan menjelaskan keputusan tersebut dan menilai situasi ekonomi negara saat ini. Jika nada pidatonya keras terhadap kebijakan moneter Dewan Komisaris, maka dolar Kanada akan menguat di pasar valuta asing. Jika Macklem mendukung kebijakan moneter yang longgar, mata uang Kanada akan jatuh. Bagaimanapun, volatilitas tinggi dalam kutipan CAD diharapkan selama periode publikasi keputusan tentang suku bunga dan pidato.

Dari sudut pandang teknis, USD/CAD mengembangkan tren penurunan jangka pendek, tetap berada dalam tren kenaikan global, di atas level support kunci 1.3345, 1.3250, 1.3200. Saat penulisan, pasangan ini diperdagangkan di dekat angka 1.3370, di dekat level support kuat 1.3345. Jika keputusan Bank of Canada hari ini mengecewakan pelaku pasar dengan bersikap lunak, maka akan ada rebound dan dimulainya kembali pertumbuhan USD/CAD di dekat level saat ini dan level support 1.3345.