Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan suku bunga AS? Ini merupakan masalah utama yang dikhawatirkan oleh para trader pada pasangan USD/JPY saat ini. Kami mungkin menerima jawabannya hari ini, dan itu akan menjadi pemicu utama untuk aset tersebut.

Hari ini dapat secara radikal mengubah keseimbangan kekuatan di banyak dolar utama. Risalah pertemuan kebijakan moneter November Federal Reserve akan dirilis.

Mengingat bahwa bank sentral AS kembali menaikkan suku bunga bulan ini sebesar 75 bps. Akan tetapi, sebagian besar pelaku pasar saat ini percaya bahwa ini merupakan peningkatan besar terakhir dalam kerangka siklus pengetatan saat ini.

Banyak trader yang memperkirakan Fed akan kurang agresif pada awal Desember dan menaikkan suku bunga hanya 50 bps karena inflasi AS mulai melambat.

Sentimen tersebut berdampak negatif pada dinamika dolar, yang telah menguat secara signifikan terhadap semua pesaing utamanya tahun ini berkat suku bunga hawkish Fed.

Greenback telah turun lebih dari 4% sejak awal November, ketika pasar dibanjiri gelombang spekulasi tentang kemungkinan perlambatan laju kenaikan suku bunga di Amerika. Selain itu, hal tersebut menunjukkan dinamika terburuk terhadap yen.

JPY telah menderita dari kebijakan agresif Fed jauh lebih banyak daripada mata uang Grup 10 lainnya tahun ini karena dirinya berada dalam kondisi fundamental yang paling sulit.

Bank of Japan merupakan satu-satunya bank sentral di antara bank sentral utama yang tidak menentang inflasi dan tidak pernah menaikkan suku bunga tahun ini.

Perbedaan yang kuat dalam kebijakan moneter antara Jepang dan AS membawa yen ke anti-rekor yang gemilang bulan lalu. Mengingat bahwa JPY turun ke level terendah 32 tahun di 152, memaksa pemerintah Jepang untuk melakukan intervensi mata uang kedua musim gugur ini.

Saat ini pihak berwenang Jepang, tampaknya, akhirnya dapat bernafas. USD/JPY telah mengakhiri reli panjangnya. Pasangan ini telah turun 6,6% dari level tertingginya bulan Oktober.

Pagi ini aset diperdagangkan tepat di atas level 141. Kemarin, dolar membuat puncak curam lainnya ke segala arah, termasuk terhadap yen.

Pasangan USD/JPY turun 0,5% pada hari Selasa, berada di bawah tekanan berat dari sentimen pasar yang kurang hawkish. Ini merupakan pemicu kuat untuk semua dolar utama menjelang risalah FOMC. Faktor-faktor lain, bahkan berita virus Corona dari China, memiliki bobot yang sangat kecil terhadapnya.

Komentar baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed membantu dolar untuk tetap bertahan untuk saat ini. Menurut pendapat mereka, bank sentral AS akan terus memperketat kebijakan moneternya untuk mendapatkan kemenangan akhir atas inflasi.

Akan tetapi, sebagian besar analis percaya bahwa greenback menyimpan harapan kosong. Kemungkinan besar, risalah pertemuan November akan menunjukkan bahwa mayoritas anggota Fed mendukung perlambatan laju kenaikan suku bunga.

Dalam hal ini, dolar dapat terjun bebas. Tebak siapa yang paling diuntungkan dalam situasi ini? Yen, tentu saja,

– Perubahan gambaran fundamental harus memiliki dampak yang lebih signifikan pada mata uang Jepang daripada intervensi baru-baru ini, – catat para analis di The Wells Fargo.

Para ahli sangat optimis tentang yen, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wells Fargo melihat potensi yang serius terhadap pertumbuhan JPY mengingat bahwa Fed mungkin berhenti menaikkan suku bunga pada awal tahun 2023.

Ahli strategi memperkirakan bahwa pada kuartal pertama tahun 2024, nilai tukar USD/JPY adalah 135,00.

Akan tetapi, ada pendapat lain. Beberapa analis percaya bahwa perlunya pengetatan kebijakan Fed lebih lanjut tidak boleh diremehkan.

Jika inflasi AS ternyata lebih kuat dari yang diperkirakan pada bulan November, hal ini dapat mengakibatkan tingkat akhir suku bunga AS naik jauh di atas 5%.

Dalam skenario seperti itu, dolar akan didukung secara hawkish untuk beberapa waktu dan yen akan berada di bawah tekanan.