Pada hari Selasa, pasangan euro/dolar melanjutkan kenaikan seakan ada alasan fundamental dan makroekonomi yang kuat. Zona Euro merilis data PDB untuk kuartal ketiga. Itu adalah estimasi kedua dan sesuai dengan yang sebelumnya yang mengungkapkan kenaikan sebesar 0,2%. Tidak ada peristiwa penting lainnya baik di zona euro maupun di AS. Namun, euro melanjutkan kenaikan sebelum perilisan laporan PDB. Dengan itu, apresiasi euro tidak disebabkan oleh laporan PDB.
Pasangan ini melanjutkan trading di atas MA. Sekarang, hampir semua indikator teknikal mengarah pada tren kenaikan. Trader telah lama menunggu sinyal-sinyal seperti itu. Kenyataannya adalah dalam dua tahun terakhir, euro gagal menunjukkan koreksi berskala penuh. Itulah mengapa kenaikan menjadi kejutan besar. Di sisi lain, ada banyak pertanyaan mengenai lonjakan kuat dalam euro tersebut. Kini, hampir semua analis menjelaskan depresiasi dolar AS dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Fed. Terlebih, pada bulan Oktober, inflasi AS melambat. Sebagian anggota FOMC mengatakan bahwa pada rapat berikutnya suku bunga acuan akan dinaikkan lebih lambat dari sebelumnya. Itulah mengapa ini tidak menjadi alasan yang kuat untuk menjual greenback.
Pertama-tama, sudah diketahui bahwa Fed akan memperlambat pengetatan kebijakan moneternya. Kedua, suku bunga acuan akan dinaikkan setidaknya pada tiga rapat berikutnya. Ketiga, ECB tidak akan tetap pada pendekatan yang agresif untuk waktu yang lama. Ada bisikan bahwa BoE mungkin memperlambat laju pertumbuhan suku bunga paling cepat bulan Desember. Selain itu, ECB kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi dari suku bunga final Fed. Itulah mengapa kenaikan euro dapat dapat dijelaskan dengan kondisi yang ada, tapi kenaikan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat.
Dengan kata lain, pergerakan seperti itu tidak logis dan dapat digantikan oleh penurunan begitu trader sadar bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga untuk waktu yang lama. Selain itu, semua masalah geopolitik belum terselesaikan.
Trader EUR tidak mempertimbangkan sebagian besar faktor yang dapat menyebabkan kemerosotan.
Di bawah kondisi saat ini, laporan inflasi dan pidato Christine Lagarde mungkin tidak dapat diterima. Inflasi kemungkinan akan melaju pesat. Trader dapat menganggap ini sebagai sinyal beli yang baru karena peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan Desember akan semakin tinggi. Namun, permintaan untuk euro hampir tidak punya ruang untuk naik. Kita dapat mengatakan bahwa trader telah mempertimbangka semua faktor bullish pada pekan ini.
Ketua ECB mungkin menegaskan bahwa regulator itu berencana untuk mengembalikan inflasi ke target 2%. Namun, kami telah mengatakan bahwa tidak semua negara Eropa mampu berhadapan dengan suku bunga yang tinggi. Selain itu, inflasi di zona euro lebih tinggi dari di AS. Dengan demikian, ECB mungkin menjaga suku bunga yang tinggi lebih lama dari Fed atau menaikkan suku bunga lebih besar dari Fed. Terlebih, pada awal tahun ini, Christine Lagarde mengatakan bahwa inflasi mungkin kembali ke target tanpa kebijakan apapun. Oleh karena itu, regulator itu tidak akan dapat mencapai targetnya. Meskipun sekarang mengalami kenaikan, euro dapat jatuh kapan saja.
Pada 15 November, volatilitas rata-rata pasangan euro/dolar dalam 5 hari terakhir adalah 166 pip. Volatilitas tersebut dianggap tinggi. Pada hari Rabu, pasangan ini kemungkinan akan melayan di kisaran 1,0194 dan 1,0525. Indikator Heiken Ashi yang berbalik ke bawah menandakan koreksi penurunan baru.
Level support terdekat:
S1 – 1,0376
S2 – 1,0254
S3 – 1,0132
Level resistance terdekat:
R1 – 1,0498
R2 – 1,0620
R3 – 1,0742
Rekomendasi Trading:
Pasangan euro/dolar terus bergerak naik. Dengan itu, trader dapat terus membuka order long dengan target di 1,0498 dan 1,0525 hingga indikator Heiken Ashi berbalik ke bawah. Jika harga mencapai ke bawah MA, trader dapat jual dengan target di 1,0010 dan 0,9888.
Apa yang kita lihat pada chart:
Channel regresi linear membantu menentukan tren terkini. Jika keduanya menuju ke arah yang sama, tren sekarang kuat.
Moving average (settings 20.0, smoothed) menentukan tren jangka pendek dan arah dimana trading sebaiknya dilakukan.
Level Murray adalah level target untuk pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) adalah channel harga potensial yang akan dilalui pasangan ini di hari berikutnya, berdasarkan pada indikator-indikator volatilitas terkini.
Indikator CCI: jika indikator ini masuk ke dalam area oversold (di bawah -250) atau memasuki area overbought ( di atas +250) berarti bahwa reversal tren ke arah berlawanan mendekati.