Pasangan mata uang GBP/USD juga membentuk penyesuaian hampir sepanjang hari Rabu. Namun, jika mata uang euro turun hampir 400 poin selama beberapa hari terakhir, maka pound turun lebih dari 600 poin. Hal ini tidak aneh karena pound biasanya lebih fluktuatif daripada euro. Di sisi lain, ada lebih sedikit alasan untuk penurunan yang begitu kuat dengan diperbaruinya level terendah lokal sebelumnya daripada euro/dolar. Ingat, minggu lalu ECB mengadakan pertemuan, yang hasilnya dapat ditafsirkan dengan cara berbeda. Mungkin pasar memutuskan bahwa ECB tidak cukup agresif dalam pendekatannya, yang memicu penurunan kuat euro. Tapi apa itu sebabnya pound sterling runtuh setiap hari? Tentu saja, laporan inflasi AS seharusnya memicu kenaikan dolar, sama seperti statistik Inggris yang seharusnya memicu penurunan pound. Tapi apakah sebesar 600 poin? Ingat, PDB bulanan bukan laporan penting, laporan kuartalan jauh lebih penting. Pengangguran biasanya sama sekali diabaikan, seperti halnya upah rata-rata bersama dengan produksi industri. Semua laporan ini biasanya memicu reaksi pasar dengan maksimum 30-40 poin. Sekarang laporan ini memicu penurunan sebesar 600. Oleh karena itu, dari sudut pandang kami, pasar mulai mengeksekusi hasil pertemuan Bank of England dan Fed sebelumnya, mulai Jumat lalu.
Gambaran teknikal kira-kira sama dengan euro, dengan satu-satunya perbedaan bahwa pound telah memperbarui level minimum lokalnya, dan mata uang euro (per Rabu) belum. Kedua channel regresi linier kembali terarah ke bawah, seperti juga indikator tren lainnya. Dari sudut pandang kami, pound juga mungkin menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa minggu mendatang, karena sudah terlalu banyak jatuh terhadap dolar. Bank of England dapat menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya berturut-turut dan ini juga berarti sesuatu. Empat kenaikan sebelumnya tidak membantu pound untuk menunjukkan pertumbuhan, tetapi gambaran tersebut tidak dapat bertahan selamanya.
Bisakah Bank of England menaikkan suku bunga lebih dari 0,25%?
Bank of England menjadi semacam "kuda hitam" di antara bank sentral. Misalnya, The Fed dengan jujur dan terbuka menyatakan sejak awal tahun bahwa mereka akan menaikkan suku bunga utama dan dengan demikian memerangi inflasi. ECB telah lama diam, Christine Lagarde telah lama mengatakan bahwa tidak akan ada pengetatan kebijakan moneter sama sekali pada 2022, dan hanya dalam beberapa minggu terakhir informasi mulai muncul bahwa satu atau dua kenaikan suku bunga masih bisa dilakukan. Bank of England tidak mengatakan apa pun. Mereka hanya meningkatkan kemungkinan di setiap pertemuannya. Selain itu, setelah kenaikan keempat, banyak pakar mulai membahas perlunya jeda, karena data ekonomi di Inggris mulai sangat memburuk. Namun seiring dengan data tersebut, inflasi terus tumbuh. Artinya, ternyata kenaikan suku bunga BA tidak berdampak positif. Apalagi Bank of England sendiri memperkirakan inflasi maksimum pada 2022 di level 10,25%. Ini berarti bahwa pada kenyataannya, inflasi mungkin sebesar 12%.
Jadi, dari sudut pandang kami, hari ini regulator Inggris dapat menaikkan suku bunga sebesar 0,5%. Inflasi harus dilawan karena tingkat ketidakpuasan terhadap tindakan regulator di kalangan penduduk sudah sangat tinggi. Jatuhnya ekonomi (kecil) bisa dikorbankan, sedikit orang akan menggantikan orang biasa. Tetapi warga biasa dengan sempurna melihat dan merasakan kenaikan harga di toko-toko, di pom bensin, dan tagihan listrik. Tapi yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana pound akan bereaksi terhadap kenaikan suku bunga hipotetis 0,5% sekaligus. Logikanya, pound harus bereaksi dengan pertumbuhan yang kuat. Namun kenaikan sebesar 0,25% memang hampir tidak terlihat. Seperti dalam kasus mata uang euro, kami menyarankan untuk menunggu pengumuman hasil pertemuan kedua bank sentral, menunggu pasar untuk sepenuhnya mengeksekusi semua data ini, dan baru kemudian menganalisis gambaran teknikal baru dan menyimpulkan.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD selama 5 hari perdagangan terakhir sebesar 179 poin. Bagi pasangan pound/dolar, ini adalah nilai yang "tinggi". Dengan demikian, pada Kamis, 16 Juni, kami perkirakan GBP/USD bergerak di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1.1897 dan 1.2256. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah menandakan kelanjutan pergerakan turun.
Level support terdekat:
S1 – 1.1963
S2 – 1.1841
S3 – 1.1719
Level resistance terdekat:
R1 – 1.2085
R2 – 1.2207
R3 – 1.2329
Rekomendasi trading:
Pada timeframe 4 jam sejauh ini pasangan GBP/USD memulai tahap koreksi yang lemah. Oleh karena itu, saat ini, order jual dengan target di 1.1963 dan 1.1897 harus dipertimbangkan jika terbentuk reversal indikator Heiken Ashi ke bawah. Posisi long bisa kembali dipertimbangkan jika harga ditetapkan di atas moving average dengan target di 1.2451.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren saat ini. Jika keduanya mengarah ke arah yang sama, maka tren saat ini kuat.
Garis moving average (pengaturan 20.0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading yang sebaiknya dilakukan.
Level Murray - level target pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan menetap pada hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas.
Indikator CCI - masuknya indikator ini ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (ke atas +250) berarti reversal tren ke arah sebaliknya hampir akan terjadi.
