Pasar mata uang kripto terus stabil setelah minggu lalu bergejolak. Akan tetapi, tidak ada alasan untuk percaya bahwa situasinya akan berubah secara dramatis dalam waktu dekat. Sebaliknya, semakin banyak investor dan ahli cenderung percaya bahwa ekonomi global akan bergerak ke fase resesi. Petunjuk pertama dari stagnasi ekonomi global telah dilacak, maka penting untuk memahami apakah layak mengandalkan mata uang kritp dalam kondisi investasi seperti itu.

Untuk memulainya, kita akan membahas konsep resesi, dan kemudian kita akan menganalisis kondisi di mana Bitcoin dan aset digital lainnya akan mampu untuk menjadi komponen stabilisasi penting dalam krisis. Resesi merupakan bagian integral dan siklus ekonomi, yang ditandai dengan penurunan tingkat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah yang terpisah. Dalam versi klasik, siklus resesi memakan waktu 6 hingga 18 bulan dan ditandai dengan penurunan produksi, PDB negara, dan pendapatan rumah tangga, serta meningkatnya pengangguran dan pengurangan yang signifikan dalam aktivitas investasi. Pada 20 Mei, para ahli dari Bloomberg dan Goldman Sachs memperkirakan risiko resesi pada tahun 2022 sebesar 30%-40%, yang merupakan angka yang tinggi.

Pada dasarnya, perkiraan semacam itu dipicu oleh naiknya inflasi di seluruh dunia. Seaneh kedengarannya, pandemi virus korona telah menjadi hal yang tidak terduga setelah apa yang diharapkan umat manusia di tahun 2022. Sejumlah besar likuiditas yang membanjiri pasar pada tahun 2020-2021 menjadi masalah yang sangat besar setelah wabah perang di Ukraina. Krisis pangan dan energi dan gangguan sebagian besar rantai pasokan telah memperburuk krisis saat ini. Penting juga untuk diingat bahwa ekonomi China juga mulai berhenti dengan latar belakang wabah pandemi lainnya.

Mengingat kombinasi dari faktor-faktor ini, tidak ada keraguan bahwa tahun-tahun mendatang akan sangat sulit bagi perekonomian global dan program investasi. Tidak ada keraguan bahwa proyek spekulatif tidak akan bertahan dari badai yang akan datang, tetapi secara umum, pasar mata uang kripto memiliki potensi untuk menjadi kendaraan investasi penting dalam resesi. Akan tetapi, untuk ini, Bitcoin perlu menjadi aset yang lebih fleksibel. Dalam kondisi saat ini, mata uang kripto dianggap secara eksklusif sebagai instrument yang menghasilkan rendah (karena bears) yang sangat fluktuatif. Oleh karena itu, pertama-tama, Bitcoin perlu mematahkan korelasi dengan indeks saham. Kemungkinan ini akan terjadi dalam waktu dekat karena aset sudah mendekati titik infleksi dari tren penurunan.

Faktor penting lain yang akan mempengaruhi peluang investasi Bitcoin adalah keadaan dolar AS. Fed melakukan semua yang diperlukan untuk memperkuat mata uang nasional Amerika, namun ada banyak alasan untuk percaya bahwa penurunan pendapatan penduduk, serta kenaikan harga, akan berdampak negatif pada minat investor terhadap USD. Pada saat yang sama, Bitcoin dapat menggantikannya dengan penerapan penuh pasar bull, atau setidaknya penurunan volatilitas pada tingkat tinggi di atas $40k, yang merupakan zona psikologis minat investor besar.

Dan di sini kita sampai pada komponen kunci, yaitu kepercayaan investor pada Bitcoin. Aset dapat menjadi alat investasi utama, namun hanya dengan minat investor yang sesuai. Jika Bitcoin mendapat support besar pada posisi terendah lokal dan ini memungkinkannya untuk memulai tren bullish, maka USD harus bergerak karena BTC menjadi media yang lebih menarik.

Sementara itu, Bitcoin terus berkonsolidasi dalam kisaran sempit $29k-$31k. Volatilitas turun, sementara volume pembelian secara bertahap meningkat, seperti halnya jumlah posisi beli. Mengingat fakta-fakta inim kita dapat mengasumsikan bahwa BTC/USD dapat segera melakukan lonjakan bullish ke area $33k-$35k. Pergerakan harga lebih lanjut akan bergantung pada banyak faktor, tetapi dalam hal apa pun, oorang-orang tidak boleh mengharapkan pertumbuhan yang berlarut-larut untuk mengantisipasi dimulainya program pengetatan kuantitatif.