Meskipun semua statistik ekonomi makro Amerika Serikat lebih buruk daripada prakiraan, dolar mampu memperkuat posisinya secara signifikan. Jawaban atas perilaku aneh dolar sangat sederhana - inflasi. Lebih tepatnya, pertumbuhan inflasi yang pesat dari 5,4% menjadi 6,2%. Kenaikan inflasi terakhir kali terjadi pada bulan November 1990. Dan secara teori, mengingat meningkatnya kekhawatiran atas inflasi global, serta risiko terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibawanya, semua ini seharusnya menyebabkan pelemahan signifikan dolar. Kecuali Anda memperhitungkan fakta bahwa minggu lalu Federal Reserve mengumumkan revisi rencana untuk menaikkan refinancing rate. Sebelumnya, semua orang yakin bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga setidaknya sekali pada tahun depan. Tetapi untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, The Fed mengumumkan bahwa suku bunga akan dinaikkan hanya dalam keadaan darurat. Jadi, kenaikan inflasi ke level tertinggi dalam 31 tahun ini termasuk dalam force majeure. Kini tidak menutup kemungkinan refinancing rate akan dinaikkan pada tahun ini. Setidaknya, menyusul hasil pertemuan The Fed berikutnya, kenaikan suku bunga baru akan diumumkan untuk tahun depan. Perubahan kondisi ini, atau lebih tepatnya ekspektasi, menyebabkan pertumbuhan dolar yang mengesankan.

Inflasi (Amerika Serikat):

Namun, bagaimanapun juga, selain data inflasi, data pasar tenaga kerja juga diterbitkan kemarin, yang, seperti telah dinyatakan, juga ternyata jauh lebih buruk daripada prakiraan. Secara khusus, jumlah pengajuan awal tunjangan pengangguran turun sebanyak 4.000. Ini, tentu saja, tidak jauh berbeda dengan prakiraan sebanyak 5.000. Pengajuan berulang, yang jumlahnya seharusnya berkurang sebanyak 50.000, justru meningkat sebanyak 59.000. Namun, dengan latar belakang data inflasi, itu tidak lagi menjadi masalah.

Jumlah pengajuan berulang tunjangan pengangguran (Amerika Serikat):

Hari ini adalah hari libur di Amerika Serikat, dan tidak ada data ekonomi makro yang dipublikasikan di kawasan euro. Tetapi ini tidak berarti bahwa pasar akan diam. Data yang cukup menarik dipublikasikan di Inggris, yaitu perkiraan awal PDB untuk kuartal ketiga, yang seharusnya menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 23,6% menjadi 6,5%. Pada prinsipnya, perlambatan tajam pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga bukanlah sesuatu yang aneh, karena ini semua terkait low base effect tahun lalu. Namun, baik di Amerika Serikat maupun di kawasan euro tidak ada perlambatan besar-besaran pertumbuhan ekonomi seperti di Inggris. Sangat jelas bahwa ini adalah faktor yang sangat negatif bagi pound. Selain itu, tingkat pertumbuhan produksi industri dapat melambat dari 3,7% menjadi 3,4%. Jadi pasar jelas tidak akan tinggal diam. Setidaknya pound pasti akan menunjukkan beberapa aktivitas. Namun, hasilnya akan berupa pelemahan mata uang Inggris.

Perubahan PDB (Inggris):

Mata uang Inggris kehilangan lebih dari 150 poin selama hari kemarin, yang menyebabkan gerakan inersia di pasar. Level support 1.3400 berfungsi sebagai titik tumpu di jalur bear, yang telah memberikan tekanan pada posisi short dalam sejarah.

Instrumen teknikal RSI melintasi garis 30 dari atas ke bawah dalam periode empat jam, yang menandakan bahwa pound sudah oversold.

Di chart periode harian, ada upaya untuk memperpanjang siklus menurun dari awal Juni.

Ekspektasi dan prospek:

Dalam situasi ini, kami memiliki sejumlah faktor teknis yang memberi tekanan pada bear. Ini adalah level oversold yang tinggi, level terendah lokal dalam menghadapi 2021, serta hari libur di Amerika Serikat. Jadi, jika latar belakang spekulatif memudar, dan harga tidak akan mampu bertahan di bawah level support 1.3400, maka stagnasi atau pullback teknis mungkin terbentuk di pasar.

Analisis indikator menyeluruh menunjukkan sinyal beli berdasarkan periode jangka pendek mengingat tanda-tanda pullback dari level 1.3400. Indikator instrumen teknikal dalam periode empat jam dan harian menandakan penjualan.