Permintaan Euro dan Pound menurun kuat pada hari Rabu di tengah kebuntuan atas pagu utang AS, krisis utang Evergrande, kekurangan listrik di Tiongkok dan krisis bahan bakar di Inggris.
Krisis utang di AS
Laporan lokal menyatakan bahwa Partai Republik memblokir rencana Dewan Perwakilan Rakyat untuk menangguhkan sementara batas utang pemerintah hingga Desember tahun ini. Ini merupakan pukulan serius bagi upaya Demokrat untuk mencegah kemungkinan penutupan pemerintah pada 1 Oktober. Jika pagu utang tidak dinaikkan, pemerintah AS akan gagal memenuhi kewajibannya pada pertengahan Oktober. Menteri Keuangan Janet Yellen sebelumnya memperingatkan bahwa departemennya akan kehabisan uang pada 18 Oktober.
Jelas bahwa Demokrat menabrak tembok yang tangguh melawan Partai Republik, menghalangi mereka dari mendorong rencana untuk mencegah shutdown pemerintah, menghindari default utang dan mengadopsi rencana ambisius Presiden Joe Biden senilai $4 triliun. Ketidaksepakatan telah mengguncang pasar, dan tampaknya hari ini situasinya hanya bisa menjadi lebih buruk.
Awal pekan ini, Demokrat progresif mengatakan mereka akan menantang Ketua DPR Nancy Pelosi atas RUU infrastruktur bipartisan. Tetapi, upaya mereka untuk menentangnya jelas gagal, dan sekarang negosiasi tentang implementasi program ambisius Presiden Biden sedang berlangsung.
Partai Republik juga memblokir upaya Demokrat untuk menaikkan batas utang pemerintah, yang menyebabkan peningkatan tajam dalam risiko. Banyak yang khawatir karena dalam tiga minggu, Departemen Keuangan AS mungkin kehabisan uang, yang berpotensi menyebabkan default pada pembayaran federal. Namun yang mengejutkan, terlepas dari kebingungan, aksi jual di pasar saham AS mereda, meskipun sentimen bearish tetap ada.
Krisis listrik di Tiongkok
Masalah serius lain yang sedikit mereda minggu lalu adalah krisis utang Evergrande di Tiongkok. Kekhawatiran investor telah meningkat karena pembayaran bunga obligasi senilai $47,5 juta ada di depan. Berdasarkan data terbaru, pengembang berencana untuk menjual CN £9,99 miliar saham di Shengjing Bank untuk menyelesaikan kewajiban keuangan.
Investor juga khawatir atas kenaikan harga listrik, karena otoritas Tiongkok tampaknya telah meretas penambang dan melarang cryptocurrency. Krisis sudah mendatangkan malapetaka pada sektor manufaktur negara itu dan rantai pasokan terkait.
Pada catatan yang berbeda, Jerman kemarin melaporkan bahwa harga impor di negara tersebut melaju ke level tertinggi sejak 1981. Data dari Destatis menunjukkan bahwa harga itu melonjak 16,5% y/y di bulan Agustus, setelah naik 15% di bulan Juli. Secara bulanan, naik 1,4%, setelah naik 2,2% di bulan sebelumnya. Tidak termasuk minyak dan produk minyak bumi, harga impor naik 13,8%.
Italia juga melaporkan pertumbuhan, tetapi pada harga produsen. Istat mengatakan indeks meningkat Agustus ini, naik 11,6% y/y dan 0,5% m/m.
Sehubungan dengan seluruh kawasan Euro, sebuah studi oleh Komisi Eropa menunjukkan bahwa kepercayaan ekonomi naik secara tak terduga menjadi 117,8 poin di bulan September, dari 117,6 poin di bulan sebelumnya. Peningkatan sentimen yang stabil didorong oleh meningkatnya kepercayaan pada konstruksi, serta sentimen konsumen.
Sentimen industri juga membaik, naik ke 14,1 poin di bulan September, dari 13,8 poin di bulan Agustus. Kepercayaan konsumen, di sisi lain, adalah -4,0 poin, sejalan dengan estimasi awal.
Adapun EUR/USD, banyak yang tergantung pada angka 16 karena turun di bawahnya akan memicu penurunan lebih dalam ke 1.1577 dan 1.1548. Sementara itu, kenaikan di atas 1.1630 akan memicu kenaikan ke 1.1651 dan 1.1670.
Krisis bahan bakar di Inggris
Pound saat ini mengalami tekanan gila dari penjual di tengah krisis di sektor bahan bakar. Selain itu, data ekonomi juga melemah, karena IHS Markit melaporkan bahwa persepsi keseluruhan tentang kesejahteraan finansial rumah tangga Inggris turun pada kuartal ketiga, meskipun pendapatan rumah tangga meningkat didorong oleh peningkatan ketenagakerjaan. Indeks Scottish Widows rupanya turun menjadi 44,0 poin di kuartal ketiga, dari 44,7 poin di kuartal kedua. Indeks untuk prospek keuangan juga turun menjadi 49,2 poin dari 50,3 poin pada kuartal sebelumnya.
Jelas, pandemi COVID-19 memberikan pukulan berat dalam perencanaan keuangan jangka panjang rumah tangga, karena hampir tiga perempat rumah tangga yang disurvei menganggap penting untuk mempersiapkan kesejahteraan finansial masa depan bagi orang-orang tercinta dan generasi berikutnya.
Izin hipotek juga turun ke level terendah 13 bulan, turun ke 74.453 di Agustus, dari 75.126 di Juli.
Kemungkinan besar, dalam konteks krisis bahan bakar, aktivitas akan terus menurun. Ada juga risiko serius bahwa di beberapa titik, pemulihan ekonomi mungkin mengambil langkah kecil mundur, sehingga trader menjual Pound meskipun ada petunjuk dari Bank of England bahwa mereka siap untuk menaikkan suku bunga pada bulan November.
Dengan demikian, banyak tergantung pada 1.3414 karena penurunan di bawahnya akan menyebabkan penurunan lebih lanjut ke 1.3372 dan 1.3310. Sementara itu, kenaikan di atas 1.3450 akan memicu lompatan ke 1.3490 dan 1.3550.
