Pada hari Kamis, saham AS mampu menutup beberapa kerugian setelah Presiden AS, Joe Biden, mengatakan bahwa tarif pajak perusahaan dapat berada di bawah 28%.

Misalnya, S&P 500, kembali naik dari posisi terendah sesi setelah Biden menawarkan kepada Partai Republik, pajak minimum 15% untuk perusahaan AS sebagai cara untuk mendanai paket infrastruktur bipartisan.

Sebelumnya, indeks acuan lebih rendah setelah serangkaian data ekonomi yang kuat telah menimbukan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin saja mengakhiri dukungannya lebih awal dari yang diharapkan. Laporan nonfarm payrolls awal menunjukkan bahwa pekerjaan AS naik paling tinggi di tahun ini, sementara data tambahan pada kesehatan ekonomi sektor jasa juga naik ke level tertinggi dalam catatan, meningkatkan kekuatan bagi dolar yang menunjukkan pertumbuhan sepanjang hari.

Dengan saham AS yang terkunci dalam kisaran ketat sepanjang bulan Mei, para investor menunggu tanda bahwa Fed mungkin mulai mengurangi pembelian aset.

Presiden Fed bagian St Louis, James Bullard mengatakan pada hari Kamis bahwa pasar tenaga kerja AS bisa lebih tegang daripada tingkat pengangguran saat ini. Semua mata akan segera tertuju pada laporan ketenagakerjaan hari Jumat setelah beberapa data pada hari Kamis mengindikasikan pertumbuhan dan klaim pengangguran AS turun di bawah 400.000 untuk pertama kalinya selama pandemi minggu lalu.

Managing Director of Investment Strategy di E-Trade Financial, Mike Loewengart, mengatakan: "Dengan semua sistem yang tampaknya bekerja di depan pekerjaan, ekonomi menunjukkan beberapa tanda yang sangat nyata bahwa ini bukan hanya kembalinya - mode ekspansi bisa di cakrawala. Jadi apa artinya itu? Kemungkinan lebih banyak tekanan pada The Fed untuk bergerak - mungkin akan lebih cepat dari yang telah diperkirakan sejak awal oleh banyak orang."

Pelemahan saham AS diikuti penurunan di Eropa dan Asia di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. AS bermaksud untuk mengubah larangan berinvestasi di perusahaan yang terkait dengan militer China.

Dennis DeBusschere, kepala strategi portofolio di Evercore ISI, menulis dalam sebuah catatan: "Musim panas ketidakpastian akan terlihat sepenuhnya. Imbal hasil 10-tahun tetap berlabuh dan ada tekanan pada USD, tetapi indikator utama kuat, kondisi kredit mudah dan volatilitas pasar tetap rendah. Latar belakang itu mendukung aset berisiko."