timeframe 4 jam
Rincian Teknikal:
Channel regresi linear atas: arah - ke bawah.
Channel regresi linear bawah: arah - ke atas.
Moving average (20; diperhalus) - ke atas.
CCI: 64.0073
Pound Inggris, yang berpasangan dengan dolar AS, pada hari Senin mencapai level Murray "8/8"-1.3184. Selama hari tersebut, ada upaya malu-malu untuk memulai tahap pergerakan korektif ke garis moving average, namun, gerakan tersebut akhirnya gagal. Jadi, pasangan pound/dolar terus diperdagangkan dengan cara yang sama dengan pasangan euro/dolar. Dengan demikian, kami membuat kesimpulan yang hampir jelas: suasan hati para pelaku pasra kini bergantung pada latar belakang fundamental di Amerika. Namun, kami membuat kesimpulan serupa pekan lalu, saat para trader dengan riang mengabaikan pertemuan Bank of England dan hasilnya yang "dovish", serta kegagalan negosiasi tahap berikutnya antara kelompok Michel Barnier dan David Frost. Hanya dua peristiwa ini yang mungkin menyebabkan pound jatuh sebanyak 100-200 poin. Dan jika Anda menambah statistik ekonomi makro dari luar negeri pada hari Jumat, pound mungkin semakin melemah. Namun, masalah politik terus menjadi yang utama bagi para pelaku pasar, sehingga dolar AS tetap tertekan.
Jika hasil pemilu AS tidak ditinjau, maka Donald Trump akan meninggalkan jabatannya. Dan bersama dengan Trump, harapan Boris Johnson untuk menyepakati perjanjian dagang dengan Amerika Serikat mungkin juga runtuh. Ingat bahwa Trump dan Johnson berulang kali menyebut diri mereka teman dan Washington telah berulang kali memengaruhi politik internasional London. Misalnya, dalam kasus jaringan 5G di Inggris, yang seharusnya dikembangkan oleh perusahaan China, Huawei, namun Boris Johnson, pada detik-detik terakhir menolak bekerja sama dengannya, banyak dipercayai karena dukungan Trump, yang bertentangan, baik Beijing maupun Huawei itu sendiri. Namun, selama satu setengah tahun pertama kepemimpinan Boris Johnson, negosiasi dengan Washington bahkan tidak dimulai. Hanya ada diskusi awal mengenai perjanjian masa depan, tidak lebih. Namun, kini Joe Biden kemungkinan akan berkuasa, segalanya menjadi jauh lebih menarik dan menyenangkan bagi Inggris. Ingat bahwa Biden memiliki darah Irlandia dan sangat tertarik pada segala sesuatu yang terjadi di tanah airnya. Karena itu, ia sangat menghormati Perjanjian Belfast tahun 1998, yang mengakhiri 30 tahun konfrontasi berdarah di pulau tersebut. Bahkan, sebelum pemilu, Biden mengatakan bahwa ia juga sangat menghormati semua perjanjian dengan Uni Eropa, yang juga berlaku untuk Irlandia. Ketika Boris Johnson menyusun RUUnya "di pasar internal Inggris Raya", Biden adalah salah satu orang pertama yang mengutuk tindakan London, mengatakan bahwa setiap pelanggaran hukum internasional akan sangat mempersulit negosiasi antara London dan Washington selanjutnya. Biden juga mengatakan bahwa setiap pelanggaran terhadap perjanjian Brexit dan Protokol di perbatasan Irlandia Utara tidak akan menambah kesepahaman antara Gedung Putih dan 10 Downing Street. Kini, Johnson menyadari dirinya dalam situasi yang sangat buruk. Kesepakatan dengan Uni Eropa masih "belum tercium". Perjanjian cadangan dengan Amerika bahkan belum mulai dibahas. Jika tidak ada kesepakatan dengan UE, Parlemen Inggris akan menyetujui "RUU Johnson", yang melanggar kesepakatan yang dicapai sebelumnya dengan UE. UE memulai proses hukum, dan Amerika Serikat dapat menolak membahas semua perjanjian dagang dengan London. Atau tawarkan istilah yang kurang menarik kepada Johnson. Jadi, untuk beberapa alasan, prospek Inggris nampak semakin buruk dari hari ke hari. "Saya pikir ada peluang bagus untuk sepakat. Saya tidak pernah percaya bahwa ini akan gagal, tidak peduli siapa yang memegang pemerintahan AS," ujar Perdana Menteri Inggris tersebut. Johnson juga mengatakan bahwa ia tidak sabar untuk bekerja dengan Joe Biden di berbagai bidang, seperti memerangi perubahan iklim, perdagangan, dan keamanan internasional. Namun Joe Biden telah berulang kali mengkritik Johnson, menyebutnya "tiruan Trump", dan mengkritik keluarnya Inggris dari UE. Membangun hubungan dengan Biden akan jauh lebih sulit bagi Johnson.
Sementara itu, Michel Barnier dan David Frost membuat langkah baru dalam perjanjian dagang. Negosiasi perjanjian dagang dilanjutkan di London. "Senang hari ini dapat kembali ke London dan memperbarui upaya kami untuk mencapai kesepakatan kerja sama UE-Inggris di masa depan," tulis Barnier di Twitter. Kepala negosiator Uni Eropa tersebut juga mengatakan bahwa untuk mencapai kesepakatan, diperlukan jaminan perdagangan bebas dan adil yang dapat diandalkan, serta akses bersama ke pasar dan penangkapan ikan. Hal yang paling menarik adalah tidak ada satupun peserta dalam proses negosiasi, serta pejabat tinggi Inggris dan Uni Eropa, yang kini membicarakan tenggat waktu yang ditetapkan Johnson sebelumnya. Ingat bahwa tenggat waktu terakhir telah berakhir pada 15 Oktober, namun untuk mencoba mencapai kesepakatan, Johnson mengizinkan negosiasi diperpanjang selama satu bulan. Bulan ini akan segera berakhir. Putaran baru negosiasi akan berlangsung setidaknya selama seminggu. Dengan demikian, tampaknya Boris akan kembali menunda tenggat waktunya, dan negosiasi akan berlanjut selama diperlukan, dan tidak selama dianggap perlu oleh Perdana Menteri Inggris. Johnson tidak dapat gagal memahami bahwa tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa, perekonomian Inggris akan sangat mengalami kesulitan pada 2021. Dan kini ada perubahan kekuatan di AS, yang mengurangi kemungkinan perjanjian dagang dengan Washington. Secara umum, kemanapun Anda pergi, selalu ada ganjalan di mana-mana. Mungkin karena ini, Johnson menjadi lebih lunak dan tidak kembali membuat pernyataan tak berdasar, tidak mencoba memeras dan memberikan tekanan politik ke Brussel.
Namun, bagi pound, semua ini bukan masalah. Karena negosiasi bukan sebuah perjanjian. Faktanya, negosiasi tidak akan membuat perekonomian Inggris membaik. Oleh karena itu, mata uang Inggris akan memiliki peluang pertumbuhan yang bagus saat ada berita bagus dari Inggris. Dalam beberapa bulan ini, harga pound telah naik, hanya karena kegagalan latar belakang fundamental dari luar negeri. Namun, setiap dongeng akan berakhir. Kami berulang kali telah mengatakan bahwa pound tidak memiliki alasan untuk menguat. Terlebih, PDB Inggris mungkin juga menyusut pada akhir 2020 karena penutupan wilayah, dan Bank of England telah memperluas program pelonggaran kualitatifnya, serta mungkin menerapkan suku bunga negatif pada awal 2021.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 155 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini "tinggi". Pada Selasa, 10 November, kami perkirakan terjadi pergerakan dalam channel, yang dibatasi oleh level 1,2973 dan 1,3283. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah mengisyaratkan tahap koreksi menurun.
Level support teknikal:
S1 – 1,3123
S2 – 1,3062
S3 – 1,3000
Level resistance teknikal:
R1 – 1,3184
R2 – 1,3245
R3 – 1,3306
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD masih dalam gerakan naik pada timeframe 4 jam, namun, pasangan ini mengisyaratkan kecenderungan untuk memulai koreksi. Jadi, hari ini disarankan untuk mempertahankan posisi long yang terbuka dengan target di level 1,3245 dan 1,3283 hingga indikator Heiken Ashi berbalik ke bawah. Disarankan untuk mentradingkan pasangan ini ke bawah dengan target di level 1,3000 dan 1,2973 jika harga ditetapkan di garis moving average.