timeframe 4 jam
Rincian teknikal:
Channel regresi linear atas: arah - ke atas.
Channel regresi linear bawah: arah - ke bawah.
Moving average (20; diperhalus) - naik.
CCI: 73.9072
Pada Kamis, 1 Oktober, pound Inggris yang berpasangan dengan dolar AS menunjukkan volatilitas yang patut ditiru. Dalam 7-8 jam, harga pound Inggris awalnya turun 120 poin, jadi harga naik sebanyak 140 poin, lalu kembali turun sebanyak lebih dari 100 poin. Pergerakan tersebut disebut "badai", saat pasangan ini terlempar dari sisi ke sisi. Namun, ada alasan untuk hal ini pada hari pertama bulan Oktober. Kami akan membahasnya di bawah. Sementara itu, mari kembali ke gambaran teknikal. Meskipun pound dua kali turun sebanyak 100 poin, pound masih gagal melampaui garis moving average dengan percaya diri. Jadi, pertama-tama, kami belum dapat membuat kesimpulan yang jelas bahwa tren naik telah berakhir, dan kedua, kini kami perlu menunggu pasar untuk tenang dan mengevaluasi kembali keseluruhan gambaran teknikal saat ini.
Latar belakang fundamental kemarin menunjukkan pergerakan tajam pasangan ini dalam arah yang berbeda. Faktanya adalah bahwa Uni Eropa mengirimkan pemberitahuan resmi kepada pemerintah di London, yang mengumumkan bahwa mereka memulai proses hukum karena pelanggaran perjanjian Brexit. Ini persis seperti skenario yang kami perkirakan, seperti yang telah berulang kali kami bahas di artikel sebelumnya. Boris Johnson sekali lagi memutuskan untuk menggertak dan menakut-nakuti Brussel dengan pelanggaran perjanjian Brexit jika perjanjian dagang tidak ditandatangani. Namun, kini Perdana Menteri Inggris tersebut akan menerima sidang internasional, yang selanjutnya akan menurunkan reputasi Inggris, yang sempat menodai aksi Downing Street 10 sebelumnya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa pihak berwenang Inggris harus memperbaiki RUU baru "di pasar domestik" sehingga tidak bertentangan dengan perjanjian Brexit yang telah ditandatangani. London memiliki waktu hingga 30 September, namun alih-alih melakukan penyesuaian pada RUU tersebut, Parlemen Inggris menyetujuinya pada pembacaan kedua. Von der Leyen menyebut tindakan London tersebut sebagai "penolakan de facto untuk mematuhi perjanjian dan prinsip-prinsip hukum internasional". "RUU ini pada dasarnya merupakan pelanggaran kewajiban itikad baik yang ditetapkan dalam perjanjian Brexit. Selain itu, jika disahkan dalam bentuknya saat ini, itu akan sepenuhnya bertentangan dengan protokol di Irlandia dan Irlandia Utara," kepala Komisi Eropa tersebut mengatakan.
Namun, ini bukan satu-satunya masalah yang dihadapi Inggris dalam beberapa hari terakhir. Faktanya, "virus corona" kembali menyerang Foggy Albion. Awal "gelombang" kedua diumumkan oleh Boris Johnson beberapa minggu lalu. Sekarang, para ahli kesehatan mengatakan bahwa "virus pada dasarnya tidak terkendali". "Kami tidak mengendalikannya saat ini," ujar kepala penasihat ilmiah Inggris, Patrick Vallance, pada konferensi pers pemerintah. Kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty, membenarkan bahwa jumlah penularan kasus dan rawat inap terus bertambah. Dalam dua hari terakhir, 7 ribu kasus baru tercatat. Boris Johnson sendiri hanya membuat pernyataan yang tidak jelas: "Saya tahu bahwa beberapa orang berpikir bahwa kita harus menyerah dan membiarkan pandemi virus ini berlangsung, meskipun kemungkinan besar terjadi kematian manusia. Namun, menurut saya bukan itu yang diinginkan warga Inggris." Menurut Johnson, "negara ini berada dalam situasi kritis," namun Perdana Menteri tersebut tidak menjawab pertanyaan mengapa Inggris tidak siap untuk menghadapi "gelombang" kedua pandemi.
Kami sekali lagi hanya dapat menyatakan bahwa untuk ekonomi, pandemi jauh lebih buruk daripada Brexit atau tidak adanya perjanjian dagang dengan Amerika Serikat atau Uni Eropa. Namun, karena negara tersebut diperintah oleh Boris Johnson, yang telah menerima julukan tidak resmi di Inggris sebagai "Perdana Menteri Brexit", ia memutuskan bahwa satu masalah tidak akan mencegah masalah lainnya. Sekarang Kerajaan tersebut telah kehilangan 20% dari PDB pada kuartal kedua dan 40.000 nyawa, "gelombang" kedua dapat merenggut lebih banyak nyawa dan persentase PDB pada kuartal ketiga dan keempat (tingkat penyakit pada "gelombang" awal saat ini telah di atas tingkat maksimum "gelombang" pertama), selain itu, perjanjian dengan UE dan AS atas perdagangan bebas "tidak tercium", dan Johnson berhasil berselisih dengan Brussel dan sekarang, kemungkinan besar, London akan menghadapi proses pengadilan panjang dan kehancuran reputasi dan wibawa internasional. Kami telah beberapa kali menulis tentang kemenangan Boris Johnson sebagai Perdana Menteri, namun daftar ini tidak berkembang lebih dari satu poin. Justru, daftar kekalahan Johnson terus bertambah. Sayangnya, yang harus membayar semuanya adalah warge Inggris, yang memberikan semua kekuasaan di negara tersebut kepada seseorang.
Mengenai prospek pasangan pound/dolar, harga tetap di atas garis moving average, sehingga tren naik masih dipertahankan. Seperti yang kami katakan sebelumnya, sekarang kita perlu lebih memperhatikan faktor teknis, karena semua statistik ekonomi makro terus diabaikan oleh para pelaku pasar. Latar belakang fundamental secara umum sangat penting, namun tetap kurang lebih sama di AS dan Inggris. Sama buruknya. Dengan demikian, pasangan pound/dolar tetap menjadi salah satu pasangan tersulit saat ini.
Pada hari perdagangan terakhir minggu ini di Amerika, sebuah laporan yang cukup penting dijadwalkan untuk rilis - Nonfarm Payrolls - jumlah lapangan kerja baru yang diciptakan di luar sektor pertanian. Namun, seperti yang telah kami katakan, sekarang para trader mengabaikan semua statistik. Hari ini mungkin gambarannya serupa. Jadi, laporan ini tidak ingin dilewatkan, namun, Anda tidak dapat memperkirakan reaksi besar pasar.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 135 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini "tinggi". Oleh karena itu, pada hari Jumat, 2 Oktober, kami memperkirakan pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1,2756 dan 1,3026. Reversal baru indikator Heiken Ashi ke bawah menandakan babak baru pergerakan korektif.
Level support terdekat:
S1 – 1,2878
S2 – 1,2848
S3 – 1,2817
Level resistance terdekat:
R1 – 1,2909
R2 – 1,2939
R3 – 1,2970
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD melanjutkan pergerakan naiknya dalam timeframe 4 jam, sekali lagi memantul dari garis moving average. Oleh karena itu, hari ini disarankan untuk bertahan dalam posisi beli dengan target di level 1,2939 dan 1,3000 selama indikator Heiken Ashi mengarah ke atas. Disarankan untuk memperdagangkan pasangan ini ke bawah dengan target di 1,2787 dan 1,2756 jika harga kembali ke area di bawah garis moving average.