Timeframe 4 jam
Detail teknikal:
Channel regresi linear atas: arah - ke atas.
Channel regresi linear bawah: arah - ke atas.
Moving average (20; smoothed) – ke bawah.
CCI: -98.7379
Selama hari perdagangan kemarin, pound Inggris turun ke level 1.2884. Dengan demikian, dalam tujuh hari kerja, pound turun terhadap dolar hampir 6 sen. Alasan untuk penurunan ini adalah kabar dari Inggris. Pertama, diketahui bahwa tahap negosiasi selanjutnya gagal, kemudian Boris Johnson mengatakan bahwa negosiasi akan selesai pada 15 Oktober dan Inggris siap meninggalkan UE tanpa kesepakatan. Pada akhirnya, media menerima informasi dari lingkungan pemerintah Inggris bahwa London akan mengabaikan beberapa ketentuan dalam perjanjian dengan UE yang menentukan fungsi perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara. Semua peristiwa dan kabar ini bukan hanya mengurangi kemungkinan penandatanganan perjanjian antara Brussels dan London hingga mendekati nol persen namun juga meningkatkan kemungkinan bahwa hubungan antara blok Eropa dan Inggris akan sangat sulit di masa depan. Sebagian analis bahkan mengisyaratkan bahwa pada 2021, kedua belah pihak dapat memulai perang dagang mereka sendiri jika London memutuskan untuk melanggar beberapa perjanjian yang telah dicapai sebelumnya, Brussels mungkin akan menjatuhkan sanksi terhadap Inggris.
"RUU pasar dalam negeri Inggris" adalah nama dokumen yang akan diterbitkan hari ini dan para anggota Parlemen Inggris akan mengambil suara untuk RUU ini pekan depan. Dokumen ini mengatur protokol untuk Irlandia Utara dan prosedur untuk pemeriksaan kepabeanan di perbatasan antara Irlandia Inggris dan Irlandia Eropa. Menteri Irlandia Utara Brandon Lewis mengatakan regulasi yang baru dirancang untuk "menjamin akses tanpa batas bisnis dan individu ke pasar AS." Menurut Lewis, RUU ini "secara khusus dan terbatas" berlawanan dengan perjanjian antara UE dan Inggris yang dicapai tahun lalu.
Perwakilan Uni Eropa mengeluarkan kritik tajam pada tindakan London. Kepala negosiator UE Michel Barnier mengatakan bahwa London harus mematuhi seluruh perjanjian yang dicapai sebelumnya. Presiden Parlemen Eropa David Sassoli mengatakan upaya apapun untuk mengubah perjanjian secara sepihak akan memiliki konsekuensi yang sangat serius. Ia juga mengutuk tindakan tak berdasar hukum dari London dan kepala ECB Christine Lagarde. Namun, pada prinsipnya, hal seperti ini dapat diharapkan dari pemerintahan Boris Johnson. Tugas utamanya adalah untuk menyelesaikan prosedur Brexit dan tampaknya PM Inggris tidak bermain dengan adil. Setidaknya, kesimpulan ini berdasarkan pada perisiwa-peristiwa terbaru. Isu perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara adalah salah satu yang paling akut sejak Perjanjian Belfast 1998, yang mengakhiri perang selama 30 tahun di pulau Irlandia, yang menunjukkan ketiadaan perbatasan di antara kedua negara. Namun, dengan penarikan Inggris dari UE, perbatasan di antara kedua negara ini muncul. Dengan demikian, Boris Johnson kemungkinan besar akan menjanjikan segalanya kepada para pimpinan UE agar prosedur Brexit tidak kembali terhenti dan sekarang ia akan mencoba untuk mengelak atau melanggar beberapa ketentuan dalam perjanjian untuk mencegah perang sipil baru di pulau tersebut.
Hal paling menariknya adalah tindakan London ini ditentang bukan hanya di Uni Eropa. Wales dan Skotlandia mengatakan RUU yang baru mengancam persatuan Kerajaan Inggris dan mencabut kewenangan mereka. Pemerintah di Wales dan Skotlandia khawatir bahwa RUU yang baru akan membatasi wewenang mereka. Saat ini, parlemen dan pemerintahan Skotlandia, Irlandia Utara dan Wales bersiap semi permanen. Ini adalah status yang dikhawatirkan akan hilang oleh negara-negara tersebut.
Sebagai tambahan, perwakilan Partai Demokrat AS memperingatkan London bahwa jika Joe Biden menjadi presiden AS, pelanggaran perjanjian Brexit mengenai Irlandia Utara akan sangat memperumit proses pencapaian dan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas antara AS dan Inggris. Joe Biden adalah warga asli Irlandia dan menghormati Perjanjian Belfast antara Inggris dan Irlandia Utara, yang dijamin oleh Amerika. Dengan demikian, tindakan London tidak hanya dapat merusak hubungan dengan Uni Eropa namun juga dengan Amerika, khususnya jika Joe Biden memenangkan pemilu, dimana kemungkinan ini sangat besar. Namun, sebaiknya kita tidak menduga-duga. Pertama, anda perlu menunggu perilisan resmi RUU yang baru dan menilai seberapa banyak undang-undang tersebut melanggar perjanjian dengan UE. Selanjutnya, anda perlu menunggu voting dan melihat apakah RUU tersebut akan disetujui. Dan setelahnya, kita harus menunggu untuk respon dari AS dan Uni Eropa. Perlu dicatat bahwa baru-baru ini, Boris Johnson mengkritik China dengan aktif, yang melanggar perjanjian dengan Inggris terkait status Hong Kong. Hong Kong seharusnya tetap berstatus otonomi dari unit pemerintah China hingga 2047. Namun, seperti yang dapat anda lihat, London sendiri dapat dengan mudah melanggar prinsip pada undang-undang internasional jika memang menguntungkan. Boris Johnson sendiri belum mengomentari RUU yang baru.
Untuk pound dan prospeknya, kami percaya bahwa latar belakang fundamental secara umum dari Inggris dapat terus berkontribusi pada penurunan kuotasinya. Namun, jangan lupa bahwa situasi di Amerika jauh lebih buruk sekarang. Sebagai contoh, terhadap euro, dolar AS sama sekali tidak tumbuh. Dengan demikian, penurunan mata uang Inggris dapat terbatas. Bahkan, jingga ada pesan-pesan baru dari Uni Eropa yang menunjukkan kejelasan akan apa yang menanti Inggris jika melanggar perjanjian, mata uang Inggris tidak lagi akan menjadi lebih murah. Pada waktu ini, bahkan pullback kenaikan telah dimulai dan kedua channel regresi linear terus mengarah ke atas. Dengan demikian, meskipun penurunan kuat dan cepat, tidak berarti ini akan berlanjut. Meskipun situasi secara umum di Inggris berkontribusi pada hal ini.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 144 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, angka ini "tinggi". Pada Kamis, 10 September, oleh karena itu, kami mengharapkan pergerakan di dalam channel yang dibatasi oleh level 1.2846 dan 1.3134. Reversal menurun dari indikator Heiken Ashi akan menandakan akhir dari koreksi kenaikan di dalam tren penurunan.
Level support terdekat:
S1 – 1.2939
S2 – 1.2878
S3 – 1.2817
Level resistance terdekat:
R1 – 1.3000
R2 – 1.3062
R3 – 1.3123
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD memulai babak pergerakan koreksi pada timeframe 4 jam. Dengan demikian, hari ini disarankan untuk melanjutkan trading pada sisi bawah dengan target di 1.2939 dan 1.2878 saat indikator Heiken Ashi berbalik turun. Disarankan untuk trading pasangan ini untuk kenaikan dengan target pertama di 1.3245 jika harga kembali ke area di atas garis moving average, yang tidak diharapkan dalam waktu dekat.