timeframe 4 jam
Rincian teknikal:
Channel regresi linear atas: arah - ke atas.
Channel regresi linear bawah: arah - ke atas.
Moving average (20; diperhalus) - ke bawah.
CCI: -183.5785
Pound Inggris mempercepat penurunannya terhadap dolar AS pada hari Selasa, 8 September. Sederhananya, pound jatuh. Namun, kami telah memperkirakan hal ini sejak lama, karena mata uang Inggris ini tidak memiliki alasan untuk menguat dalam beberapa bulan terakhir. Pertumbuhannya semata-mata karena Amerika Serikat, dengan hembusan berbagai krisis dan masalahnya. Dengan demikian, mata uang Inggris telah tumbuh dengan tidak semestinya dan kini perlahan mulai membayar utang. Proses ini tidak dimulai begitu saja. Peristiwa minggu lalu dengan jelas menunjukkan hal yang jelas bagi banyak orang pada tahun lalu ketika Boris Johnson baru saja memulai negosiasi dengan parlemen Inggris dan Uni Eropa. Bahkan dulu, Johnson dengan jelas menyatakan posisinya - untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun, sesuai dengan skenario "keras". Ia siap untuk menarik Inggris, melewati parlemen, membuatnya mengambil cuti paksa, karena ia memahami bahwa para deputi tidak akan mengizinkannya untuk menerapkan opsi "perpisahan" dengan aliansi ini. Namun, rencana Johnson gagal, seperti yang lainnya. Sayangnya untuk Inggris sendiri, warga Inggris sangat lelah hidup dalam ketidakpastian sehingga mereka hanya memberikan sebagian besar suara kepada Partai Konservatif, berharap Boris Johnson akan segera menyelesaikan "perceraian" dengan UE, di mana hanya ada 52% warga yang memilih pada 2016. Terlebih, itulah yang telah dilakukan Johnson selama lebih dari enam bulan. Pada awalnya, ia dengan tegas menolak untuk memperpanjang "masa transisi", di mana akan ada kesempatan yang lebih baik untuk menyetujui perdagangan bebas, dan kemudian mulai mengajukan ultimatum dan persyaratan ke Brussel tidak yang akan diterima oleh orang waras. Secara alami, Uni Eropa juga tidak menyetujuinya. Namun, tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencela Johnson. Ia hanya melaksanakan rencana yang ia nyatakan dengan jujur dan terbuka sejak awal masa jabatannya sebagai Perdana Menteri. Di mana, apakah kebijakan Boris Johnson dapat memimpin Inggris merupakan pertanyaan yang sama sekali berbeda. Kami melihat bahwa dalam 4 tahun terakhir, pound terus jatuh. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa pound tidak jatuh total selama 4 tahun, pelemahannya hanya sekitar 13-14 sen. Titik maksimum mutlak pound tercapai pada tahun 2007 ketika harganya senilai $2,12. Titik minimum mutlak dicapai pada Maret tahun ini - $1,14. Jadi, bahkan jika Anda mengambil nilai rata-rata pound selama 25 tahun terakhir, ternyata nilainya berada di sekitar level 1,65. Pada saat yang sama, nilai tukar pound sebesar $1,30, dan kami melihat dengan jelas pound menuju keruntuhan selanjutnya.
Sementara itu, Boris Johnson secara royal memberikan waktu hingga 15 Oktober untuk menyelesaikan negosiasi. Jika para pihak terkait gagal mencapai kesepakatan sebelum tanggal ini (dan tidak ada keraguan terhadap hal ini, karena London awalnya tidak bermaksud untuk sepakat), maka negosiasi akan selesai. Fakta bahwa London tidak akan mencapai kesepakatan apa pun menunjukkan banyak faktor. Kami percaya bahwa 10 Downing Street memahami sejak awal bahwa kesepakatan menyeluruh akan membuat Inggris terikat dengan UE. London tidak akan mendapatkan kemerdekaan penuh dan total, jadi opsi ini awalnya tidak dapat diterima. Lebih jauh, London mencoba menggertak, mengancam dan mengeluarkan ultimatum, mencoba menakut-nakuti Uni Eropa dengan tidak adanya kesepakatan dan pada saat yang sama, berpura-pura bahwa London sendiri benar-benar siap memilih tidak ada kesepakatan dan sama sekali tidak takut. Tujuan manuver ini adalah untuk memaksa UE agar lebih akomodatif dalam negosiasi. Namun, Uni Eropa, yang kalah secara tidak proporsional karena memutuskan semua hubungan dengan Inggris, tidak mengikuti jejak Johnson. Oleh karena itu, kini Boris hanya dapat terus berpura-pura bahwa Inggris akan hidup sejahtera tanpa Uni Eropa. Selanjutnya, para pemain di pasar valuta asing, dalam beberapa tahun terakhir, dengan sangat baik telah menunjukkan betapa mereka percaya akan hal ini.
Selain fakta bahwa London tidak akan sepakat dengan UE, Inggris juga mungkin melanggar perjanjian yang telah disepakati, misalnya, tentang prosedur yang akan beroperasi di perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia setelah Brexit. Ingat bahwa Irlandia Utara akan tetap di Inggris, dan Irlandia akan tetap di UE. Dengan demikian, harus ada batas, bea, dan kontrol di antara mereka. Tetapi bagaimana ini dapat dijelaskan kepada warga Irlandia Utara dan Irlandia sendiri, yang bertarung selama 30 tahun sebelum tahun 1998 karena berbagai alasan agama, dan siapakah satu masyarakat? Berdasarkan perjanjian dengan UE, semua barang yang dikirim ke Irlandia Utara, yang modalnya akan tetap menjadi bagian dari pasar tunggal UE, harus diperiksa dan dipantau dengan cermat di perbatasan maritim. Namun, Inggris sendiri tidak mendapatkan keuntungan dari pemeriksaan dan bea cukai yang lama antara Irlandia dan Irlandia Utara, karena hal ini dapat memicu meningkatnya sentimen separatis dan konflik sipil baru. Oleh karena itu, London ingin melunakkan setiap kontrol di pulau Irlandia sebanyak mungkin, sambil tetap mempertahankan sikapnya kepada UE. Namun, Brussels telah menyampaikan keluhannya atas kemungkinan tindakan London. Fakta bahwa London tengah mempertimbangkan opsi untuk mengakhiri kepatuhan secara sepihak dengan perjanjian yang dicapai sebelumnya tidak hanya akan memperumit negosiasi yang teah gagal, namun juga dapat sangat memengaruhi hubungan masa depan yang sudah sulit antara Kerajaan dan aliansi tersebut. Sejauh ini, semua hal merujuk pada fakta bahwa Inggris akan berada dalam konflik dengan Uni Eropa untuk waktu yang lama. Terlebih, Boris Johnson akan memainkan peran Donald Trump.
Mengenai pound itu sendiri, mata uang ini dapat diselamatkan oleh Donald Trump dan Amerika. Karena semakin buruk keadaan di AS, semakin baik bagi pound Inggris. Dengan demikian, pembeli mata uang Inggris kini hanya dapat berharap bahwa keadaan di Amerika akan memburuk. Dan ini dapat dengan mudah dicapai dengan memilih kembali Donald Trump untuk masa jabatan kedua. Kedengarannya lucu, bagaimanapun, "hasilnya ada di papan skor". Amerika tengah mengalami krisis terburuk dalam 100 tahun. Dan ini adalah kesalahan Donald Trump.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 134 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini "tinggi". Pada hari Rabu, 9 September, oleh karena itu, kami memperkirakan pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1.2879 dan 1.3147. Pembalikkan indikator Heiken Ashi ke atas akan menunjukkan tahap koreksi naik dalam tren menurun yang baru.
Level support terdekat:
S1 – 1.3000
S2 – 1.2939
S3 – 1.2878
Level resistance terdekat:
R1 – 1.3062
R2 – 1.3123
R3 – 1.3184
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD melanjutkan gerakan menurunnya pada timeframe 4 jam. Dengan demikian, hari ini disarankan untuk tetap dalam posisi short dengan target di 1.2939 dan 1.2878 hingga indikator Heiken Ashi mengarah ke atas, yang menunjukkan awal koreksi. Disarankan untuk mentradingkan pasangan ini ke atas dengan target di 1.3306 jika harga kembali ke area di atas garis moving average, yang tidak diperkirakan terjadi dalam waktu dekat.
