Timeframe 4 jam
Detail teknikal:
Linear regression channel atas: arah - naik.
Linear regression channel bawah: arah - naik.
Moving average (20; smoothed) - sideways.
CCI: -49.4481
Selama dua hari terakhir, semua trader dan analis membahas hanya satu peristiwa - kelanjutan pembahasan antara Inggris dan Uni Eropa sehubungan dengan perjanjian pada co-eksistensi setelah 31 Desember 2020. Ini adalah "sekuelnya". Dan "kelanjutan" ini menyebabkan euforia di pasar mata uang. Pound Inggris membumbung tinggi kemarin dan tidak masalah apakah karena masalah ini atau bukan. Semua media dan pakar langsung menggaungkan bahwa pound menerima dukungan pasar karena kelanjutan negosiasi Brexit. Namun, negosisi tidak berakhir dan tidak berhenti. Kedua belah pihak hanya tidak dapat menyepakati banyak isu kunci dan belum ada yang berubah dalam dua hari terakhir ini. Yang telah terjadi hanyalah pernyataan dari kedua belah pihak mengenai pentingnya melanjutkan negosiasi dan mempercepatnya.
Kami sekarang mencoba untuk memahami dengan lebih baik segala yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pertama, perlu dicatat bahwa harga poundsterling beberapa tahun terakhir seringkali naik karena rumor. Oleh karena itu, berita kemarin dapat dengan mudah diartikan sebagai kesediaan kedua belah pihak untuk membuat kelonggaran, yang akan membawa mereka lebih dekat pada perjanjian yang ditunggu-tunggu. Namun, seperti yang telah berulangkali terjadi, rumor seperti ini biasanya tidak mengkonfirmasi apapun. Kedua, Boris Johnson dan para pimpinan UE tidak memberikan pernyataan kuat apapun setelah konferensi video bersama. Pernyataan resminya mengatakan bahwa kedua belah pihak sepakat bahwa "dorongan baru dibutuhkan dalam negosiasi". London dan Brussels juga mendukung rencana kelompok-kelompok negosiasi Michel Barnier dan David Frost untuk meningkatkan negosiasi dan menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung penandatanganan perjanjian yang komprehensif pada akhir 2020. Rapat tersebut dihadiri oleh kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, kepala Dewan Eropa, Charles Michel, kepala Parlemen Eropa, David Sassoli, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Michel Barnier. Sebelumnya, Boris Johnson telah berulang kali menyatakan bahwa London tidak akan memperpanjang durasi "periode transisi", kemarin kedua belah pihak secara resmi mengumumkan ini. Boris Johnson juga mengingatkan para pimpinan UE bahwa Inggris siap meninggalkan UE tanpa perjanjian apapun. Dengan demikian, enam bulan pertama yang ditujukan untuk negosiasi berakhir tanpa hasil apapun. Tentu saja, perubahan besar dibuat oleh virus corona, namun jika anda ingat posisi Boris Johnson sebelum epidemi, jelas bahwa COVID-19 benar-benar tidak memberikan pengaruhnya, dan hasil negosiasi pada 16 Juni akan tetap sama. Berdasarkan hal ini, tidak ada hal positif yang terjadi untuk pound. Kedua belah pihak dapat bernegosiasi selama yang mereka inginkan, tapi sebelum ada konsensi konkret dari kedua belah pihak, tidak akan ada kemajuan. Nah, apa yang menunggu Inggris jika perjanjian belum dicapai, kami telah tuliskan berulang kali. Singkatnya, pukulan baru bagi ekonomi, pukulan terhadap kesejahteraan warga, dan pukulan terhadap negara. Bagaimanapun, defisit anggaran akan dibayarkan warga biasa Inggris, bukan Boris Johnson, jadi masyarakat Inggris bagaimanapun akan membayar tagihan negara.
Namun, PM Inggris masih menyatakan harapannya bahwa kedua belah pihak akan dapat mencapai perjanjian sebelum akhir tahun ini. Dan pernyataan ini terlihat lebih seperti ejekan, khususnya setelah pernyataan dari Michel Barnier bahwa Loncon tidak ingin merampungkan sebuah perjanjian dan terkadang secara terbuka menunda proses negosiasi. Selain itu, Boris Johnson juga sejak awal berniat untuk menarik Inggris dari UE tanpa perjanjian apapun, tapi opsi ini dihadang oleh Parlemen dan segalanya berakhir dalam krisis politik yang parah dan pemilihan ulang. Dari sudut pandang kami, krisis politik baru sekarang dapat dimulai di Inggris. Populasi negara tersebut tidak puas dengan tindakan otoritas dalam pertarungan melawan COVID-19. Warga Inggris juga tidak puas dengan kenyataan bahwa tidak akan ada kesepakatan dengan UE, karena mereka mengkhawatirkan persediaan banyak obat yang diproduksi di UE. Di masa pandemi global, anda akan sepakat bahwa ini adalah isu serius. Hasilnya, rating politik Johnson dan Partai Konservatif mulai menurun dan rating Partai Buruh mulai tumbuh. Tentu saja, krisis seprti ini di AS dan Inggris masih jauh, namun tanda-tanda awalnya sudah terlihat.
Kemarin, beberapa laporan yang cukup penting dirilis di Inggris. Laporan paling mengejutkan adalah laporan pengangguran, yang tetap tidak berubah di 3,9% pada bulan April. dan ini terlepas dari fakta bahwa pada akhir April yang sama, 856.000 aplikasi untuk tunjangan pengangguran diajukan di AS. Pada akhir Mei, masih ada 370.000 aplikasi. Bagaimana, pada waktu yang sama, pengangguran di Inggris tidak naik setengah poin, masih belum jelas. Namun, kita telah menyaksikan penurunan paradoks dalam pengangguran di AS, dimana bukannya naik ke 20%, pengangguran justruk berhasil turun di tengah krisis pandemi. Setelah data ini, laporan upah tidak lagi menarik. Nah, pound tidak bereaksi terhadap data-data ini. Namun, dengan senang hati saya bereaksi dengan penurunan karena pidato Jerome Powell di hadapan Kongres.
Hari ini, 17 Juni, Inggris akan merilis tingkat inflasi untuk bulan Mei, yang menurut para pakar, akan melambat ke 0,5% y/y. Namun, seperti yang kami katakan sebelumnya, pada waktu ini, inflasi hampir tidak relevan. Dan pada umumnya, statistik makroekonomi seringkali diabaikan oleh para trader. Dengan demikian, kami ingin menyarankan untuk memberikan perhatian lebih pada pidato kedua Jerome Powell kepada Kongres AS dan pada faktor-faktor teknikal.
Dan faktor teknikal sekarang tidak jelas apakah trader akan melanjutkan pembentukan tren kenaikan atau bersiap untuk penjualan massal. Kami cenderung pada opsi kedua, namun opsi ini mengharuskan harga mencapai di bawah moving average line. Kedua channel linear regression saat ini mengarah ke atas, namun kami masih tidak melihat alasan kuat dan tepat untuk pound melanjutkan kenaikan harga pada masa yang sulit untuk Inggris.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD tetap stabil dan saat ini sebesar 146 poin. Untuk pasangan pound/dolar, indikator ini "tinggi". Pada Rabu, 17 Juni, dengan demikian kami mengharapkan pergerakan di dalam channel yang dibatasi oleh level 1.2432 dan 1.2724. Reversal indikator Heiken Ashi ke atas akan menandakan potensi babak baru kenaikan.
Level support terdekat:
S1 – 1.2573
S2 – 1.2512
S3 – 1.2451
Level resistance terdekat:
R1 – 1.2634
R2 – 1.2695
R3 – 1.2756
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD melanjutkan penurunan pada timeframe 4 jam, mencapai di bawah moving average line. Dengan demikian, hari ini disarankan untuk trading pound/dolar untuk penurunan dengan target di 1.2512 dan 1.2451. Disarankan untuk membeli pound/dolar saat trader berhasil kembali ke area di atas moving average, dengan target pertama di 1.2695 dan 1.2724. Disarankan untuk sangat berhati-hati dengan pembelian pasangan ini sekarang.