Timeframe 4 jam
Detail teknikal:
Linear regression channel atas: arah - turun.
Linear regression channel bawah: arah - turun.
Moving average (20; smoothed) - turun.
CCI: -154.7020
Pound Inggris menghabiskan hari perdagangan pertama pekan ini dalam pergerakan menurun yang cukup kuat. Namun, pada pendekatan ke batas bawah dari side channel 400 poin, pound kembali kehilangan posisinya dan mulai terkoreksi. Indikator Heiken Ashi belum berbalik naik, namun mungkin melakukannya dalam waktu dekat. Dengan demikian, kami tidak mengharapkan akan membentuk tren penurunan baru sebelum harga melewati area 1.2207-1.2268. Kemungkinan besar, pasangan pound/dolar akan kembali ke moving average dan kembali mencoba melewatinya agar dapat melanjutkan pergerakan ke batas atas dari side channel di dekat level Murray "7/8"-1.2634.
Selain itu, dalam kasus pasangan euro/dolar, banyak berita menarik dari Inggris tidak diterima saat ini. Namun, ini tidak berarti tidak ada latar belakang fundamental, dan trader tidak memiliki materi untuk dianalisis. Sebagai contoh, meskipun Inggris berada di posisi puncak dalam jumlah kasus virus corona di Eropa (hanya spanyol dan Rusia yang lebih tinggi), Boris Johnson akan melonggarkan kebijakan karantina mulai 13 Mei. Dibandingkan dengan negara-negara lainnya, Inggris adalah negara yang menerapkan karantina paling longgar. Namun, di Spanyol, epidemi semakin melambat dan di Inggris virus tetap menggelora pada laju yang sama. Spanyol dan Italia memiliki alasan untuk melonggarkan karantina, namun Inggris tidak sama sekali. Tetapi Boris Johnson paham bahwa semakin lama ekonomi diam, maka semakin dalam ekonomi dapat jatuh. Ekonomi Inggris telah dibuat tak berdaya oleh Brexit dan potensi absennya kesepakatan perdagangan dengan AS dan Uni Eropa. Di sini, Johnson kompak dengan Donald Trump, yang negaranya memimpin dunia dalam hal jumlah kasus penyakit dan jumlah kematian, namun Presiden Amerika lebih tertarik dalam kerja ekonomi dan ia menganggap 100.000 nyawa rakyat Amerika melayang "dapat diterima". Pada waktu yang sama, Boris Johnson mengatakan bahwa pada umumnya, karantina akan dijalankan di negara tersebut, setidaknya hingga 1 Juni. "Ini belum waktunya mencabut 'lockdown'", Johnson mengatakan pada akhir pekan. Dengan demikian dari Rabu pekan ini, rakyat Inggris akan secara resmi diperbolehkan untuk keluar berolahraga tanpa batas, melakukan perjalanan, berjemur di bawah sinar matahari, dan mengunjungi taman. Namun, larangan bertemu antara orang-orang yang tidak tinggal di rumah yang sama akan terus diberlakukan. Sejumlah organisasi tertentu yang tidak dapat beroperasi secara jarak jauh akan dapat melanjutkan operasionalnya jika aturan jaga jarak sosial benar-benar diikuti. Pada tahap selanjutnya dari pencabutan karantina, toko-toko dan sekolah dapat dibuka, Perdana Menteri Inggris mengatakan. "Namun, jika situasi epidemiologis kembali memburuk, semua keringanan akan langsung dibatalkan," Boris Johnson mengatakan. Dengan begitu, sekarang pemerintah Inggris menyerukan bukan untuk "tetap di rumah", namun untuk "bersikap waspada".
Juga di Inggris, sistem ancaman infeksi yang baru dengan virus corona diterapkan, yang meliputi 5 level, dari level pertama "hijau" ke level kelima "merah". Berdasarkan sistem ini, negara ini sekarang di level keempat dan bergerak ke level ketiga, berkat "lockdown". Dan tentu saja, pidato Boris Johnson segera mendapatkan kritik. Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, yang secara terang-terangan menentang Johnson dan mencoba dengan gigih untuk mendapatkan persetujuan London untuk mengadakan referendum baru pada kemerdekaan, mengatakan bahwa "masyarakat Inggris belum benar-benar memahami apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan, dan sekarang segalanya menjadi semakin tidak jelas." Menurut banyak pakar, Boris Johnson sekarang akan mencoba mengembalikan Inggris ke kehidupan normal secepat mungkin, sementara berupaya menghadang virus corona dengan metode jaga jarak sosial dan memperkenalkan denda yang lebih besar untuk para pelanggar aturan. Pimpinan oposisi Inggris, Keir Starmer yang merupakan pimpinan partai Buruh, mengomentari keputusan Boris Johnson: kenyataannya, Perdana Menteri mengizinkan jutaan warga Inggris kembali bekerja tanpa memberikan rencana yang jelas untuk menjamin keamanan atau rekomendasi yang jelas mengenai cara melakukannya tanpa menggunakan transportasi umum."
Sementara itu, di AS, banyak pakar dan anggota pemerintah yakin bahwa tingkat pengangguran yang mencetak rekor saat ini bukanlah angka maksimum untuk krisis sekarang. Penasihat ekonomi Gedng Putih Kevin Hasset mengestimasi pengangguran akan mencapai lebih dari 20% pada bulan Juni. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memiliki pendapat yang sama: "Tingkat pengangguran kemungkinan akan semakin memburuk sebelum mulai membaik." Mnuchin juga yakin bahwa "downsizing" atau menurunkan ukuran ekonomi lebih lanjut akan menyebabkan kerusakan tiada tara. "Kami akan membuka ekonomi dengan pintar. Jadi rakyat dapat kembali bekerja dengan aman dan memenuhi persyaratan jaga jarak sosial," Menteri Keuangan mengatakan. Mnuchin yakin bahwa ekonomi AS akan mulai pulih pada kuartal ketiga atau keempat 2020 dan menyebut tahun depan sebagai tahun yang "luar biasa". Ketika ditanya apakah langkah keluar dari karantina yang prematur dan terburu-buru dapat menyebabkan wabah baru, Mnuchin mengatakan bahwa menunda "pembukaan" negara setelah "lockdown" juga membawa risiko tinggi.
Nah, Donald Trump pada waktu yang sama juga merasa sedih. Menurut Washington Post, Presiden Amerika tersebut sangat khawatir mengenai jatuhnya rating politiknya karena epidemi "virus corona". Selain itu, menurut rilis pers, yang bersumber dari Gedung Putih, Trump khawatir akan datangnya gelombang baru epidemi di negara tersebut jika karantina diperlonggar atau dibatalkan. Rilis pers juga menyebut kondisi Trump "suram" dan menyatakan bahwa "pimpinan AS terguncang oleh popularitas yang menurun di antara masyarakat Amerika." Sebagai tambahan, Trump sekarang fokus pada pemulihan AS secepat mungkin, dengan meyakini bahwa hanya ini yang dapat menghasilkan kemenangan dalam pemilihan mendatang. "Dalam percakapan pribadi, ia mencoba memahami betapa takdirnya berubah dengan sangat cepat dan dramatis: dari keyakinan bahwa ia pada jalurnya menuju masa jabatan kedua, hingga ke kenyataan bahwa ia kalah dari calon presiden Demokrat Joe Biden di hampir seluruh poling, termasuk polik internalnya sendiri," rilis pers melaporkan.
Selain itu, Donald Trump juga mendapatkan kritik tajam dari pendahulunya, Barack Obama, yang sering ia kritik. Mantan Presiden AS tersebut yakin bahwa perlawanan Trump terhadap virus corona hanya dapat disebut sebagai "bencana yang benar-benar kacau". Dilaporkan juga bahwa Barack Obama sendiri mendukung pencalonan Joe Biden dalam pemilihan dan mengajak pendukungnya untuk mendukung Demokrat. Seperti biasa, perwakilan Trump merespon. Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan: "Reaksi Trump terhadap COVID-19 telah menyelamatkan hidup dari banyak warga Amerika. Sementara Demokrat terlibat dalam "perburuan penyihir", Presiden Trump menutup perjalanan dari China. Pada masa itu, Demokrat justru mendorong pertemuan umum, sedangkan Presiden Trump menyediakan alat perlindungan, ventilasi dan tes untuk virus corona."
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD sedikit naik beberapa hari terakhir dan saat ini sebesar 120 poin. Untuk pound, ini tidaklah banyak, belum ada tanda-tanda kenaikan besar dalam volatilitas. Pada Selasa, 12 Mei, kami mengharapkan pergerakan di dalam channel, dibatasi oleh level 1.2212 dan 1.2450. Membalikkan indikator Heiken Ashi ke atas akan menandakan babak baru kenaikan.
Level support terdekat:
S1 – 1.2329
S2 – 1.2268
S3 – 1.2207
Level resistance terdekat:
R1 – 1.2390
R2 – 1.2451
R3 – 1.2512
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD mencoba melanjutkan penurunannya pada timeframe 4 jam. Dengan demikian, secara formal, posisi short dengan target di 1.2268 dan 1.2207 saat ini relevan, tapi momentum penurunan kemungkinan telah mengering kemarin. Pada pendekatan ke batas bawah side channel, kami yakin tidak disarankan untuk menjual pasangan ini. Disarankan untuk membeli pasangan pound/dolar setelah harga mencapai di atas moving average dengan target pertama di 1.2451 dan 1.2512.