Selamat sore, trader!

Kemarin, pasangan GBP/USD turun setelah Boris Johnson menolak untuk menerima opsi perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa. Sepanjang hari Rabu, pound kehilangan 1000p, menembus tren bullish dari dua hari terakhir. Terdapat tiga alasan yang dapat dipertimbangkan di sini.

Tiga serangan pada pound:

Serangan pertama: Sekedar mengingatkan bahwa negosiasi resmi pada perjanjian perdagangan akan berlangsung pada Maret. Namun, Boris telah menolak semua syarat dari Uni Eropa pada tahap ini. Oleh karena itu, investor menempatkan risiko keluar tanpa perjanjian.

Serangan kedua: Poin keduanya adalah permasalahan dengan anggaran Inggris, yang harus diserahkan pada 11 Maret. Untuk meningkatkan pengeluaran anggaran, pemerintah harus menaikkan pajak dan meminjam uang, dan Menteri Keuangan Rishi Sunak mengetahui ini.

Serangan ketiga: Nah, ini adalah pukulan ketiga pada pound, yaitu penurunan terelakkan dalam suku bunga yang dapat terjadi musim semi ini, termasuk dikarenakan oleh penurunan pertumbuhan ekonomi global karena penyebaran epidemi di penjuru bumi.

Terhadap hal ini, saya sarankan untuk mempertimbangkan skenario short dari inisiatif kemarin di dalam framework sistem ABS.

Jika Inggris terus keras kepala (dan ini adalah sifat nasional mereka), terhadap kemungkinan suku bunga yang lebih rendah (seperti yang dilakukan warga Amerika tahun lalu), maka ada kemungkinan kita dapat melihat pound di 1.27500:

Saya sarankan pergerakan intraday pada turun pada timeframe (TF) yang lebih kecil dengan target pertama mempertahankan posisi hingga breakdown kemarin dengan transfer ke breakeven dan selanjutnya pada target-target.

Semoga trading anda sukses dan risiko terkendali!