Di tengah spekulasi dan tekanan investor, CEO Netflix Reed Hastings mengkonfirmasi pada Selasa bahwa perusahaan masih menolak untuk menerima model bisnis periklanan sebagai alat untuk meningkatkan pendapatannya. Dalam laporan pendapatan kuartal keempatnya, perusahaan lagi-lagi menolak ide mendukung iklan, dengan Hastings menjelaskan bahwa tidak ada "uang mudah" dalam bisnis periklanan online yang bersaing dengan perusahaan-perusahaan seperti Google, Amazon dan Facebook.

"Kami memiliki model bisnis yang jauh lebih sederhana yang fokus pada streaming dan kepuasan pelanggan," katanya.

CEO juga mencatat bahwa keputusan strategis Netflix untuk tidak memasuki bisnis iklan memiliki keuntungan tersendiri dari segi kontroversi seputar perusahaan yang mengumpulkan data pribadi pengguna mereka. Ia mengatakan bahwa untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Netflix harus melacak lebih banyak data mengenai pelanggannya, termasuk hal-hal seperti lokasi mereka, yang tidak ingin mereka ketahui dan menyebutnya sebagai "eksploitasi pengguna."

"Kami tidak mengumpulkan apapun. Kami benar-benar fokus hanya untuk membuat pelanggan kami senang," kata Hastings.

Tentu saja, ini tidak sepenuhnya benar, karena Netflix melacak data pelanggan untuk menentukan program orisinil Netflix mana saja yang harus diperbarui dan mana yang harus dibatalkan. Perusahaan tersebut juga melihat tren umum untuk mengambil keputusan mengenai program baru apa saja yang harus diciptakan atau dikembangkan. Sebagai tambahan, perusahaan melacak interaksi pengguna dengan layanannya untuk personalisasi layar beranda Netflix dan menunjukkan pengguna tayangan-tayangan yang mereka lebih sukai.

Ini bukanlah pertama kalinya CEO Netflix harus menegaskan posisi perusahaan dalam menjalankan bisnis tanpa iklan.

Pada 2020, sebagian besar pendapatan Netflix diperkirakan akan datang dari perjanjian internasional dan ekspansi bisnis di negara-negara lain, karena perusahaan tersebut kini tengah bekerja pada proyek-proyek di Meksiko, Spanyol, Italia, Jerman, Brasil, Prancis, Turki dan seluruh Timur Tengah untuk mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan internasional.

Pada 1 Februari, perusahaan berencana merilis 21 film dari Ghibli Studio, rumah studio pemenang penghargaan Academy asal Jepang, ke seluruh dunia kecuali AS, Kanada dan Jepang. Film tersebut akan dialihbahasakan ke dalam 28 bahasa dan disulihsuarakan ke dalam lebih dari 20 bahasa.

Netflix juga menandatangani perjanjian selama tiga tahun dengan konglomerasi media asal Korea Selatan CJ ENM Studio Dragon untuk edisi orisinil dan berlisensi, serta kontrak dengan produser Korea JTBC Content Hub.

Tidak hanya itu. Perusahaan juga melaporkan keuangan yang baik untuk kuartal keempat, dan sementara terus mendanai konten-konten awalnya, para investor dapat mengharapkan proyek-proyek baru yang menghasilkan keuntungan.

Keputusan Netflix untuk tetap bebas iklan mungkin menjadi kabar baik untuk para pelanggannya, yang menganggap minimnya iklan sebagai nilai jual utama.