Aksi take profit atas posisi beli spekulatif setelah rilis statistik yang kuat di pasar tenaga kerja AS pada Juni memberi emas hari terburuk kedua di 2019. Kuotasi berjangka merosot 1,6%. Ini sedikit lebih baik dari -1,8% pada hari pertama Juli atas informasi bahwa Donald Trump dapat bernegosiasi dengan Xi Jinping untuk melanjutkan negosiasi dagang Washington-Beijing. Secara umum, pada tahun ini, logam mulia kehilangan 1% atau lebih dari nilainya per hari hanya sebanyak enam kali, dan kondisi pasarnya, meskipun mundur pada akhir paruh pertama musim panas, tetap bullish.

Selama bulan lalu, menurut prakiraan Commerzbank, reksa dana bursa efek (ETF) meningkat 110 ton, dan spekulan meningkatkan posisi net long dalam emas sebanyak enam kali. Bertahannya ketegangan geopolitik, proteksionisme, dan perlambatan ekonomi global memaksa bank-bank sentral untuk mendiversifikasi cadangan demi logam mulia. Pada tahun 2018, cadangan mereka meningkat 651,5 ton (+ 74% y / y), dari Januari hingga Mei 2019 - sebesar 73% y / y. Jika Rusia dan China akan meningkatkan pembelian emas mereka dengan kecepatan yang sama seperti tahun lalu, jumlah total cadangan regulator, menurut Citigroup, dapat meningkat 700 ton. Pada bulan Juni, People's Bank of China membeli 10,3 ton lagi, meningkatkan cadangan emas sebesar 84,3 ton dalam tujuh bulan.

Dinamika cadangan emas China dan Rusia

Situasi kebijakan moneter saat ini memiliki banyak kesamaan sejak 2011, ketika bank sentral terkemuka dunia secara aktif menggunakan program insentif dalam memerangi krisis ekonomi global. Secara khusus, rumor bahwa QE AS akan memicu hiperinflasi mendorong kuotasi XAU / USD ke rekor tertinggi. Kini jelas bahwa program pembelian aset tidak berbahaya seperti yang diperkirakan sebelumnya. Inflasi tidak meningkat menjadi 50%; Namun, fakta bahwa $ 13 triliun kewajiban utang diperdagangkan dengan pengembalian negatif karena kebijakan moneter yang sangat lunak memberikan dukungan serius bagi logam mulia. Selain itu, emas memiliki tadisi bereaksi secara sensitif terhadap pertumbuhan defisit anggaran AS. Pada tahun 2009-2011 defisit melebihi 10% dari PDB dan, menurut prakiraan Kantor Anggaran Kongres, pada tahun 2049 defisit akan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan nilai saat ini hingga 8,7% dari PDB.

UBS memperkirakan emas akan naik ke $ 1.450 pada akhir 2019, dan menjadi $ 1.500 per ons pada akhir 2020, di tengah dolar AS yang melemah dan suku bunga pasar obligasi AS yang lebih rendah. Dalam jangka pendek, pidato oleh Jerome Powell di depan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat dapat memengaruhi dinamikanya. Ketua Fed tersebut dapat membantah dan meratifikasi gagasan pasar berjangka untuk menurunkan suku bunga federal pada bulan Juli.

Secara teknis, selama kuotasi logam mulia berada di atas $ 1.372 dan $ 1.352 per ons (38,2% dan 50% dari gelombang CD dari AB = pola CD), bull terus mengendalikan keadaan. Pembaruan titik tertinggi Juni mengaktifkan AB = CD dengan target 161,8% dan 200%. Angka pertama sesuai dengan titik $ 1475, yang kedua - $ 1490.