Penurunan pada kurva imbal dibawah nol untuk pertama kalinya sejak 2007 mendorong pasar finansial. Indikator, menunjukkan perbedaan antara 10 dan 3 tahun perbendaharaan, merupakan pertanda yang dapat diandalkan dari resesi dengan rentang waktu 12-18 bulan. Inversinya mendorong pemain untuk aktif menjual saham. Kerugian dari S & P 500 berjumlah hingga 1,5%, dan dua topik baru muncul pada pasar, memenuhi suku bunga trader dalam aset protektif, seperti yen.

Perubahan tajam di tingkat Federal Reserve di awal tahun berkontribusi pada kenaikan pesat dari indeks saham AS. Pasar saham bersiap untuk menutup satu triwulan dengan hasil terbaik hampir 30 tahun. Namun, tampak tidak natural saat statistik ekonomi makro menurun dan saham meningkat. Pertumbuhan dari ekonomi AS di triwulan pertama, akan melambat menjadi kurang dari 1% berdasarkan pada estimasi dari indikator acuan dari Atlanta Fed. Dengan demikian, Morgan Stanley menduga bahwa PDB Oktober- Desember akan disesuaikan mulai 2,6% menjadi 1,8% dalam skala triwulan. Divergensi antara laporan ekonomi dan indikator saham tidak dapat bertahan lama.

Situasi serupa diseluruh dunia. Dengan demikian, indeks dari manajer pembelian pada sektor manufaktur di China, Jepang, dan zona euro dibawah level kritis - 50, yang menunjukkan penurunan pada pertumbuhan PDB global. Sementara itu, saham Eropa menjelang berada di depan rival AMerika, dan MSCI global meningkat.Mata telanjang dapat melihat bahwa pasar terlalu panas, yang berarti sudah waktunya untuk memperhatikan aset safe haven. Kenaikan 1,5% dalam yen Jepang pekan lalu adalah bukti lebih lanjut dari ini.

Mata uang nasional dari Jepang dibawah "tekanan" untuk beberapa waktu. Pertumbuhannya terhalang oleh beberapa faktor seperti pengambilan resiko, suku bunga rendah dari pasar utang dunia dan volatilitas. Inversi dari kurva imbal hasil AS memprovokasi trader untuk menutup posisi, meningkatkan permintaan untuk mata uang, dan juga menyebabkan nilai USDJPY turun.

Di antara ketakutan pasar yang paling jelas adalah posisi "lunak" Fed yang berlebihan. Ada perubahan nada yang terlalu tajam. Pada bulan Desember, regulator mengizinkan tiga rangkaian kenaikan suku bunga, dan sekarang tidak merencanakan pengetatan kebijakan. Mungkin, pejabat regulator tidak menyetujui sesuatu, misalnya, resesi cepat. Itu sebabnya kurva hasil dan pergi ke zona merah.

Aset safe haven, serta yen, akan didukung oleh meningkatnya risiko koreksi S&P 500 dan peningkatan volatilitas. Situasi ini diperkuat oleh rumor tentang pengunduran diri Theresa May dan kemungkinan eskalasi konflik perdagangan. Dengan demikian, pasangan USDJPY mungkin bergerak ke level $ 108.5.