Pound terus menjadi aset paling dinamis dalam pasar valuta asing. Selain itu, kini para trader tengah bersiap untuk pertumbuhan fluktuasi mata uang sebelum tahap berikutnya Brexit. Jadi, tidak mungkin dapat diperkirakan jika MPs Inggris akan mendukung kesepakatan Theresa May pada hari Selasa. Hari ini, sedikit yang berharap bahwa Parlemen akan memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan. Ronde ketiga pemungutan suara masih dijadwalkan pada hari Kamis. Ada pertanyaan apakah masalah memperpanjang Pasal 50 akan dipertimbangkan, dan kelihatannya tak ada alternatif untuk solusi ini.

Cukup aneh mengenai harapan MPs setelah menunda batas waktu keluarnya Inggris. Para pejabat Eropa jelas-jelas telah mengungkapkan posisi mereka: tak akan ada lagi konsesi - maupun pada back-stop Irlandia, atau juga pada masalah lainnya. Banyak yang berharap bahwa dengan menghadapi kekalahan tersebut, Inggris akan menolak ide pengunduran diri dari Uni Eropa atau mempertahankan referendum yang berulang.

Theresa May bahkan membentuk prasyarat untuk hal ini. Berikut pernyataannya pada pemungutan suara yang kacau pada hari Selasa ini:

"Uni Eropa akan ingin tahu mengapa kami ingin menunda batas waktu. Dewan Perwakilan harus menjawab pertanyaan ini: apakah kami ingin menunda pelaksanaan Pasal 50, mempertahankan referendum kedua, atau membuat kesepakatan yang berbeda dari sebelumnya."

Terlepas dari kegagalan May yang kembali terjadi, Sterling masih mampu bertahan dan tidak jatuh jauh. Setelah penurunan yang pendek, Sterling bertahan di atas $1,30. Sepertinya para pelaku pasar berharap untuk mendapat waktu lebih, bahkan jika harus menyiapkan pengeluaran tanpa kesepakatan.

Namun, pertanyaan mengenai kemampuan sang Perdana Menteri Inggris untuk memenuhi ketentuan keluarnya negara tersebut, bahwa mereka akan mempertahankan akses ke pasar Eropa tunggal dan serikat pabean, lagi-lagi menjadi pertanyaan besar. Oleh karena itu, dalam beberapa hari mendatang, ketidakpastian politik umum dapat diperburuk oleh kemungkinan, namun pasti, pengunduran diri Theresa May, dalam hal ini, para investor akan mencari cara untuk menjual pasangan GBPUSD.

Posisi Bank of England

Bank of England memerintahkan sejumlah perusahaan keuangan untuk mengakumulasi kelebihan likuiditas dan meluncurkan mekanisme untuk pertukaran mata uang yang mutual untuk memberi akses bagi mata uang asing jika kebutuhan meningkat. Langkah yang sangat hati-hati, dan tepatnya untuk alasan ini, para anggota komite Bank of England memperjelas bahwa mereka dapat memberi suara untuk memilih suku bunga yang lebih rendah jika negara tersebut keluar dari UE tanpa kesepakatan. Maka, mereka ingin memberi peluang bagi perekonomian untuk mengatasi krisis.

Posisi resmi bank sentral tersebut adalah bahwa suku bunga tidak dapat hanya menurun, namun juga meningkat dengan kinerja kaku Brexit. Namun, skenario yang lebih mungkin terjadi, menurut Mark Carney, adalah penurunan. Dia juga memperingatkan bahwa "hard divorce" dengan UE akan memberi dampak inflasi yang kuat karena potensi jatuhnya Sterling.

Opini Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Sejumlah investor kini tengah berharap dan bertaruh kuotasi untuk Pound, skenario perpanjangan Pasal 50 dari Perjanjian Lisbon, sementara mereka meremehkan risiko Brexit yang "hard". Menurut prakiraan Hedge Fund yang dibentuk oleh mantan trader JPMorgan dan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence), Pound tengah menunggu kejatuhan yang dalam karena keluar tanpa kesepakatan. Berdasarkan skenario basis para trader, Sterling akan turun pertama dan kemudian mulai pulih.

Inggris akan menarik diri dari UE tanpa kesepakatan "default", karena "tak ada satupun sisi yang sepakat," perwakilan dana (fund representatives) menuliskan.

"Semakin lama pemerintah menunda keputusan, maka semakin besar harapan untuk peluang mempertahankan referendum lainnya yang akan meningkat di antara para pelaku pasar, memperkuat pandangan bahwa Brexit dapat dibatalkan," prakiraan juga menjelaskan.